NYATAKAN KEPADA ALLAH KEHINAANMU.

تَحَقَّقْ بِأَوْصَافِكَ يَمُدُّكَ بِأَوْصَافِهِ تَحَقَّقْ بِذُلِّكَ يَمُدُّكَ بِعِزِّهِ تَحَقَّقْ بِعَجْزِكَ يَمُدُّكَ بِقُدْرَتِهِ، تَحَقَّقْ بِضُعْفِكَ يَمُدُّكَ بِحَوْلِهِ وَقُوَّتِهِ.
”Nyatakan dengan sungguh-sungguh sifat-sifat kekuranganmu, pasti Allah Ta'ala akan memberimu pertolongan dengan kemuliaan sifat-sifat_Nya. Akuilah kehinaanmu di hadapan Allah, pasti Allah akan menolongmu dengan kekuasaan_Nya. Akuilah semua kelemahanmu di hadapan Allah, pasti Allah akan menolongmu dengan keagungan, kemampuan dan kekuatan_Nya.”
Memang yang dimiliki manusia itu ada kelemahan dan ketidak mampuan. Keterbatasan yang menjadi sifat manusia itulah yang menyebabkan hamba Allah memerlukan pertolongan_Nya dalam menempuh hidup di dunia ini. Ia miskin, maka diperlukan kekayaan dari Allah, ia lemah, maka diperlukan kekuatan dari Allah, ia sempit, maka diperlukan kelonggaran dari Allah Ta'ala, ia hina, maka diperlukan kemuliaan dari Allah. Itulah pengakuan dari manusia. Pengakuan ini hendaklah disampaikan kepada Allah Ta'ala dengan segala kerendahan dan ketidak mampuan manusia, mengharapkan semua kemuliaan dan kebahagiaan dunia dan akhirat dari Allah Jalla Jalaluh.
Dalam kelemahan manusia itulah, Allah Ta'ala menunjukkan kasih sayang, Inayah dan rahmat_Nya, karena hamba Allah mau mengakui dan menyandarkan seluruh harapannya kepada rahmat dan kasih sayang_Nya. Abu Hasan Asy Syadzily berkata, ”Hamba Allah yang makrifatnya kepada Allah selalu ditingkatkan dalam menghadapi hidup di dunia ini dan pertarungan antara yang hak dan yang batil, telah memilih cara hidup mereka sendiri, akan tetapi tidak berarti mereka membenci dunia. Mereka telah memilih jalan yang dapat mereka rasakan kenikmatan dan kebahagiaan melalui jalan itu.
Mereka memilih kebahagiaan yang menurut penilaian mereka adalah sifat yang mulia dan suci. Mereka memilih kefakiran daripada kekayaan, memilih lapar daripada kenyang, memilih kesunyian daripada keramaian, memilih kesempitan daripada kelonggaran, memilih keabadian daripada kefanaan.
Semua sifat di atas adalah pilihan yang dapat menyelamatkan diri mereka dari kerakusan dan ketidak adilan hidup, dan mendekatkan mereka kepada rahmat dan kasih sayang Allah.
Orang-orang yang memilih sifat-sifat tersebut telah menempatkan posisi dirinya jauh dari kepentingan pribadi, kemudian menerima pemberian Allah sebagai karunia yang menyenangkan. Tidak ada yang disusahkan dan tidak ada pula yang disenangkan, tidak ada yang dibesarkan, dan tidak ada pula yang dikecilkan, karena tidak ada yang penting bagi mereka kecuali ridha Allah. Semua anugerah Allah yang telah diterima adalah rahmat adanya.