
KEDUDUKAN DI SISI ALLAH.

”Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang”.
اِذَا اَرَدْتَ اَنْ تَعْرِفَ قَدْرَكَ عِنْدَهُ فَانْظُرْ فِيْمَــاذَايُفِيْمَكَ.
"Apabila engkau ingin mengetahui bagaimana kedudukanmu di sisi Allah, maka perhatikanlah di mana Allah telah menempatkan dirimu"
Inilah timbangan yang benar, seperti disabdakan dalam hadits Nabi, "Apabila engkau hendak mengetahui manzila (posisi)mu di sisi Allah, maka perhatikanlah bagaimana manzila Allah di hatimu. Sungguh Allah Azza wa Jalla menempatkan posisi seorang hamba di samping-Nya, apabila si hamba mendudukkan Allah dalam dirinya."
Dimaksud manzila tersebut yang dikehendaki adalah hamba Allah dalam ibadahnya teguh dan tetap mengingat Allah dalam segala perbuatannya. Al Fudhail bin Iyad menerangkan, "Sesungguhnya seorang hamba beribadah kepada Allah adalah menurut kedudukannya di sisi-Nya, atau kedudukan Allah dalam jiwanya. "Dalam hal yang sama, Abu Talib Al Makky berkata, "Apabila seorang hamba mengenal Allah, ia tentu akan menghormatinya, memuliakannya dengan kecintaannya, kerelaannya, demikian juga Allah SWT., akan memandangnya bersama Rahmat dan kasih sayang-Nya."
Seorang hamba yang taat kepada Allah, maka dalam segala hal ia mendahulukan Allah, si hamba tidak ingin berkompromi dalam hubungannya dengan Allah. Ia pasti mendahulukan Allah, dalam menetapi waktu ibadah, disiplin dalam dzikir dan membaca Al Qur'an, serta amalan lain yang sudah menjadi kewajiban rutin baginya. Tidak mungkin Allah akan memperhatikan si hamba, apabila si hamba sendiri tidak menunaikan kewajiban dengan baik dan sempurna terhadap Allah. Demikian juga bagaimana seorang hamba mampu menempatkan Allah dihatinya, kalau ibadah dan amalnya tidak teratur.
Kedudukan hamba di hadapan Allah Ta'ala, adalah bagaimana ia menjalankan amal ibadah yang menjadi kewajibannya. Ibadah hamba itulah yang akan memastikan bahwa si hamba dekat dengan Allah.