KALAU TAKUT DILEMBUR PASANG.

إِنْ أَرَدْتَ أَنْ لَا تُعْزَلَ فَلَا تَتَوَّلَ وِلَا يَةً لَاتَدُوْمُ لَكَ.
"Jikalau engkau menghendaki agar tidak tersingkir (dari pekerjaan-pekerjaan), maka janganlah kamu memangku jabatan yang tidak tetap bagimu."
Ini adalah ungkapan yang perlu diperhatikan oleh setiap orang yang bekerja mencari nafkah hidup di dunia. Suka bekerja adalah sifat asli manusia. Demikian juga memilih pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan dan keterampilan adalah kebiasaan manusia. Bekerja itu wajib bagi hamba Allah, karena Allah Ta'ala telah mempersiapkan anugerah-Nya, dan mempersiapkan pula alat-alatnya bagi manusia untuk mempermudah menemukan dan menyelesaikan pekerjaannya.
Bekerja memang perlu dan baik, akan tetapi tidak semua pekerjaan boleh dan baik dikerjakan. Tidak hanya karena pekerjaan itu tidak sesuai dengan kemampuan kita, namun apakah pekerjaan itu sesuai dengan iman kita.
Seorang hamba Allah yang bekerja di tempat yang ia senangi, akan lebih utama apabila pekerjaan itu sesuai pula dengan panggilan imannya. Apabila tidak, walaupun sangat menguntungkan dan sesuai dengan seleranya, lebih utama ditinggalkan. Pekerjaan pun menurut syari'at islam mempunyai hukum halal dan haram, boleh atau tidak boleh. Demikian juga selama suatu pekerjaan tidak jelas hukumnya, apakah termasuk legal atau ilegal, halal atau haram, dalam hati ragu, maka hendaklah pula ditinggalkan. Seorang hamba Allah harus memilih pekerjaan yang ia tidak ragu dan bimbang, dan jelas hukumnya dan kedudukannya. kalau ia memilih keraguan ini, maka ia telah memilih barang syubhat. Jikalau syubhat hendaklah lebih dicondongkan kepada tidak. Atau tidak memilih pekerjaan tersebut.
Memilih pekerjaan memang penting bagi hamba Allah yang saleh, seperti sudah dijelaskan. Sebab pekerjaan apapun di dunia ini tidak ada yang tetap. Tidak ada pekerjaan yang langgeng atau kekal. Semua pekerjaan dan jabatan apapun selalu bersifat sementara. Karena memang seluruh yang hidup di muka bumi ini sifatnya fana. Usia manusia pun fana Manusia hanya bisa bekerja selama ia mampu, selama ia kuat, selama pikiran dan badannya sehat, selama tidak ada yang mengganggunya. Akan tetapi semuanya sementara jua adanya. Artinya pekerjaan itu tidak akan tetap melekat kepada kita, bagaimana pun kita menyukainya.
Sebagaimana rezeki, demikian juga anak istri kita, apalagi pekerjaan, adalah semuanya itu pilihan Allah untuk kita. Manusia terikat dengan pilihan dan pemberian Allah, dan bebas dari ikatan dan pemberian manusia. Kalau Allah yang telah memilih untuk kita, maka terserah kepada Allah juga, apabila pada suatu waktu Allah mengambil kembali, atau memilih atau menggantikannya dengan yang lain atau tidak sama sekali. Sebagaimana nikmat, disyukuri atau tidak, Allah yang menganugerahkan, dan Allah juga yang akan mencabutnya kembali.
Ungkapan Syekh Ahmad Ataillah di atas adalah suatu ibarat,. Jangan engkau merasa memiliki suatu pekerjaan, karena pada suatu waktu pekerjaan itu pasti akan engkau tinggalkan, suka atau tidak suka, senang ataupun sedih. kalau engkau boleh memilih, maka pilihlah apa yang dipilihkan Allah untukmu.
Katakanlah bahwa hidup dan pekerjaan di dunia ini ibarat panggung sandiwara. lakonnya adalah manusia itu sendiri. Perhatikan firman Allah dalam surat Al Hadid ayat 20:
Allah SWT berfirman:
اِعْلَمُوْۤا اَنَّمَا الْحَيٰوةُ الدُّنْيَا لَعِبٌ وَّلَهْوٌ وَّزِيْنَةٌ وَّتَفَاخُرٌۢ بَيْنَكُمْ وَتَكَا ثُرٌ فِى الْاَمْوَا لِ وَا لْاَوْلَادِ ۗ كَمَثَلِ غَيْثٍ اَعْجَبَ الْكُفَّارَ نَبَا تُهٗ ثُمَّ يَهِيْجُ فَتَرٰٮهُ مُصْفَرًّا ثُمَّ يَكُوْنُ حُطٰمًا ۗ وَفِى الْاٰخِرَةِ عَذَا بٌ شَدِيْدٌ ۙ وَّمَغْفِرَةٌ مِّنَ اللّٰهِ وَرِضْوَا نٌ ۗ وَمَا الْحَيٰوةُ الدُّنْيَاۤ اِلَّا مَتَاعُ الْغُرُوْرِ.
"Ketahuilah, sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan senda gurauan, perhiasan dan saling berbangga di antara kamu serta berlomba dalam kekayaan dan anak keturunan, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian (tanaman) itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridaan-Nya. Dan kehidupan dunia tidak lain hanyalah kesenangan yang palsu."
(QS. Al-Hadid 57: Ayat 20)