KEUTAMAAN UZLAH.

”Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang”.

مَــانَفَعَ اْلَفَب ثَىْءٌمِثْلَ عُزْلَةِيَدْ خُلُ بِهَا مِيْدَانُ فِکْرَةِ.
"Tak ada sesuatu yang lebih bermanfaat atas hati sebagaimana uzlah, sebab dengan memasuki uzlah alam pemikiran kita akan menjadi lapang."
Uzlah artinya mengasingkan diri dari dunia ramai, masuk ke dunia kesendirian , dengan tujuan menghidupkan jiwa dan mensucikan pikiran dari pengaruh yang merusak. Dengan uzlah akan memperkuat pikiran sehat, menerangi logika dengan sinar Allah, menjauhkan diri dari pikiran maksiat dan perbuatan dosa. Sebab kadang perbuatan maksiat memasuki rongga hidup manusia, datangnya tiba-tiba dan tak dapat diduga-duga.
Dalam uzlah alam pikiran manusia akan menjadi tenang dan luas jangkauannya, wawasan berpikirnya pun bertambah, sedang jiwanya menjadi bersih dan tenteram. Dalam keadaan tenang manusia mampu berpikir tentang ciptaan Allah, dan kebesaran Allah sebagai Maha Pencipta alam semesta serta seisinya.
Dengan uzlah akan terhimpun dalam rongga jiwa kita sifat-sifat mulia, akhlaqul karimah, serta terhindar dari sifat-sifat mazmumah. Cara uzlah ini sekaligus akan memelihara iman dan keyakinan kita serta akan membersihkan jiwa kita dari dosa-dosa kecil, demikian juga akan menghindarkan si hamba dari mendekati dosa-dosa besar.
Sifat-sifat mulia, seperti kalimat- kalimat dzikir, pikiran bersih, cita-cita suci, kehendak-kehendak yang menggerak amal, perasaan yang menghidupkan iman dan semangat jihad, demikian juga keinginan untuk memberi pertolongan.
Akal pikiran yang menjadi alat berpikir manusia harus selalu di jaga kebaikannya, karena orang yang berpikir sajalah yang akan memperoleh kemajuan hidup. Berpikir dan menganalisa dengan pikiran yang sehat akan menyelamatkan manusia dari kekacauan dan tidak stabilan.
Akal sehat dan pikiran yang jernih akan membiarkan manusia memilih mana yang maslahat dan mana yang mafsadah. Demikian akal pikiran yang dipergunakan akan menjadi kemudi jalan hidup kita, serta mengendalikan pikiran yang berlebih-lebihan, dan menempatkan pikiran pada tempat yang tepat dan strategis.
Orang yang suka ber-uzlah, mampu mengatur jalan pikirannya di waktu hening. Pikiran yang dikendalikan secara teratur akan mendapatkan hasil pikiran yang mampu menggerakkan hidup dan mengarahkannya kepada apa yang dikehendaki oleh syariat agama Islam, dan mengantarkan hamba-hamba Allah kepada mardatilah.
Di saat-saat tertentu adakalanya kita memerlukan logika di samping syariat. Di waktu seseorang sedang berpikir di kala suasana hening ia akan memperoleh inspirasi (ilham), atau hidayah ilhami dari pikiran yang sedang diaturnya, sehingga akan mudah memecahkan persoalan yang sedang dihadapi. Baik itu persoalan duniawi maupun persoalan ukhrawi. Masuk kepada persoalan yang memerlukan analisa berpikir, maka agama sebagai bagian dari pedoman pemecahan persoalan, akan memberi kepada nilai-nilai hidup yang lebih banyak faedahnya.
Keutamaan yang diperoleh dari sifat uzlah cukup banyak dan bervariasi menuju kesuksesan yang diridhai Allah Swt. Disamping itu, semangat uzlah diperlukan bagi kebangkitan alam pikiran Islami dari masa ke masa.
Keutamaan yang dapat ditemukan dalam uzlah, adalah terhindarnya seorang hamba dari perbuatan maksiat, seperti menggunjing, berolok-olok, mengumpat, sombong, dengki, iri, dusta, namimah, ghibah, durhaka, menghina dan bermacam-macam sifat yang buruk. Uzlah ibarat tempat pencucian diri. Dengan demikian akan terpelihara agama, dan terhindar dari keburukan, kemaksiatan dan fitnah.
Uzlah akan memberi kesempatan bagi si hamba menyibukkan diri dengan kesucian hati, lidah dan perilaku, dan menghindarkan diri dari kesibukkan yang bertentangan dengan ajaran Islam. Uzlah adalah salah satu jalan hijrah dari kejelekan kepada kebaikan, dari kesempitan berpikir kepada kelapangan berpikir. Abi Ishaq Ibrahim bin Mas'ud berkata, "Dengan terasing, akan terhimpunlah cita-cita. Dan dengan cita-cita itu akan memperkokoh keyakinan kepada Allah, sedang rencana sangat berbeda dari cita-cita ataupun harapan."
Dikatakan lagi, bahwa seorang hamba yang hidup menyepi maka ia dapat mengheningkan dirinya dan menyimpulkan masalah yang dianalisanya dalam situasi yang bersih. Nabi Isa as. berkata, "Kalau kamu duduk dengan orang mati, maka kamu akan mati sebelumnya, dan kalau kamu duduk dengan orang yang hidup pikirannya, kamu akan menjadi orang yang hidup dan suka berpikir."
Sesungguhnya para hamba Allah yang shaleh akan banyak meluangkan waktu bersepi-sepi sendiri (berbuat uzlah)untuk merenungkan dirinya dan mengevaluasi amal ibadahnya, mencuci hati dan pikirannya dengan perenungan yang suci, dan memberi arah kepada pikirannya dengan logika yang sehat dan wawasan yang dalam. Di saat jiwa kita jernih akan jernih pula hati dan pikiran kita, dan di saat hati kita lapang akan lapang juga pikiran dan akal kita.
Semoga pesan singkat ini dapat bermanfaat dan maaf jika kurang berkenan. Mari kita saling mengingatkan dalam hal kebaikan dengan penuh kebenaran dan kesabaran.