Basmalah



”Dengan menyebut nama Allâh yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang”.
ADANYA KEKUASAAN ALLAH.




”Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang”.



مِـمَّـا يَدُ لُّكَ عَلٰى وُجُوْدِ قَهْـرِهِ سُبْحَبَـكَ عَنْـهُ بِـمَـا لَيْسَ بِمَـوْجُوْدٍ مَـعُــهُ .

”Di antara tanda-tanda yang menunjukkan kekuasaan Allah Swt., ialah Dia berkuasa menghalangimu mendekati_Nya, dengan sesuatu yang wujud tidak bersama Dia.”

Orang-orang arifin sepakat dalam hal wujudnya Allah Ta'ala. Bahwasanya segala sesuatu itu tidak ada selain Allah Ta'ala. Walaupun segala sesuatu itu ada (berwujud), akan tetapi adanya tidak sama dengan wujudnya Allah Swt. Segala sesuatu (baik benda atau zat) adanya karena wujudnya Allah Swt. Allah jualah yang mengadakan segala sesuatu yang sudah ada, dan yang belum ada.

Sifat suatu benda yang ada sebagai ciptaan Tuhan, seperti bayangan manusia. Bayangan itu ada kemana pun manusia itu berada. Dari mana bayangan itu tentunya karena dan sesuatu benda yang menyebabkan adanya bayangan tersebut. Tidak mungkin ada bayangan kalau tidak ada benda lain yang menyebabkan. Apabila ada orang yang dapat melihat bayangan, pasti ia dapat melihat benda yang memberi bayangan itu. Akan tetapi kalau ada orang yang dapat melihat bayangan akan tetapi ia tidak dapat melihat benda yang menyebabkan bayangan itu, maka perlu dipertanyakan tentang kondisi orang tersebut. Pasti ada penghalang pada penglihatannya. Itulah hijab pada makrifatnya. Berdasarkan pula pada firman Allah:

”Tiap sesuatu itu akan musnah kecuali Allah sendiri abadi dalam wujud_Nya.” (QS. Al Qashas: 88).

Tidaklah wajar bagi orang yang makrifat dan arifin, tidak mampu (terhalang) penglihatannya untuk mendekatinya dan mengenal Allah melalui benda-benda ciptaan Allah. Bagi orang awam barangkali wujud ciptaan Allah tidak mampu mereka pakai sebagai alat untuk mengenal Allah Swt. Bahkan keadaan yang wujud itu sendiri menjadi penghalang untuk mengenal dan mendekati Allah Swt. Sebab mengenal Allah melalui ciptaan Allah sendiri, selain memerlukan kemampuan berpikir, dibutuhkan pula keyakin-an iman yang dalam. Sebab diperlukan perenungan dalam ciptaan Allah di langit dan di bumi dan pergantian malam dan siang. Mereka yang mampu mendekati dan mengenal Allah melalui benda-benda di alam semesta ini disebut ulul albab, seperti tertera dalam Al Qur'an surat Ali Imran ayat 190.

Ungkapan berikut ini menunjukkan bahwasanya Allah Ta'ala, walaupun tidak dapat dilihat oleh mata kepala, namun dapat dilihat (dikenal) dengan penglihatan lain (seperti perenungan dan mata hati). Terutama mereka yang suka membersihkan jiwanya dari pengaruh alam benda dan berada di alam rohaninya yang dalam. Walaupun demikian ungkapan Sufiyah berikut ini akan menjelaskan:

  • sangat mustahil terdapat hijab untuk mengenal Allah, sedangkan Allah telah menampakkan segala sesuatu melalui cahaya_Nya.

  • Sangat mustahil terdapat hijab antara hamba dengan Maha Pencipta, padahal seluruh ciptaan Allah di alam semesta ini adalah bukti yang sangat terang akan adanya Allah Ta'ala.

  • Segala sesuatu di alam ini nampak karena adanya Allah.

  • Allah Swt. tampak pada segala sesuatu di alam ini, karena Allah Ta'ala adalah. Pencipta segala sesuatu tersebut.

  • Segala benda ciptaan (makhluk) Allah (bagi semuanya itu) mengenal Allah Maha Pencipta (Al Khalik).

Seluruh sifat-sifat Allah yang dinyatakan dalam perwujudan adanya, mulai dari sifat Al Awwalu, sifat Al Akhiru, sifat Qiyamuhu Binafsihi, sifat Qudrat dan Iradat, dan yang tercantum dalam sifat duapuluhnya Allah, adalah tanda-tanda yang jelas menerangi alam semesta. Orang-orang beriman yang dalam ilmunya dan tingkat tinggi rohaninya akan mengenal Allah melalui wujud sifat-sifat_Nya. Sifat Allah yang Maha Sempurna itu tidak ada persamaan dengan makhluk dan benda alam ini. Karena dalam wujudnya, alam ini adalah ciptaan Allah Swt.

Peranan para arifin dan Sadiqin yang makrifatullah dan telah mencapai tingkat kesempurnaan sangat besar, agar mampu menjelaskan adanya Allah melalui ilmu Allah sendiri (Tauhid Uluhiyah) dan melalui ciptaan Allah (Tauhid Rububiyah).

Kembali kepada ketauhidan yang murni adalah lebih utama untuk mengenal Allah Rabbul Jalil yang Maha Tinggi dan Maha Mulia.

🙏

Allah SWT berfirman: "Katakanlah, Wahai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri! Janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sungguh, Dialah Yang Maha Pengampun, Maha Penyayang." (QS. Az-Zumar: Ayat 53).