SIFAT RAJA' DAN KHAUF.




”Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang”.



اِذَااَرَدْتَ اَنْ يَفْتَحَ لَكَ بَـابَ الرَّجَاءِ فَاشْهَـدْ مَامِنْـهُ اِلَـيْـكَ وَاِذَااَرَدْتَ اَنْ يَفْتَحَ لَكَ بَـابَ اْلخَوْفِ فَاشْهَدْ مَـامِنْكَ اِلََيْـهِ .

”Apabila Allah Ta'ala bukakan pintu raja' (harapan), maka saksikan apa yang Allah berikan untukmu. Apabila kamu ingin Allah bukakan pintu khauf (kuatir), perhatikanlah apa yang telah engkau amalkan mentaati Allah.”

Raja' dan khauf, adalah dua hal yang perlu diperhatikan. Siapa yang menghendaki baginya pintu raja', maka akan terbukalah baginya pintu tersebut. Dan siapa yang ingin dibukakan pintu khauf, maka Allah Ta'ala akan membuka untuknya pintu itu. Yang dimaksud pintu raja' adalah sifat yang selalu dimiliki oleh seorang hamba. Raja' maksudnya harapan yang selalu dipanjatkan oleh seorang hamba kepada Khaliq, Tuhan Pemelihara semesta alam. Harapan yang sepenuhnya agar amal ibadahnya diterima oleh Allah Ta'ala. Harapan agar tidak ada amal ibadahnya ditolak karena cacat. Harapan agar dengan amal ibadahnya itu, ia selalu mendapat Inayah dan taufiq Allah Swt. Harapan agar ia terhindar dari perbuatan yang dimurkai Allah, dan selalu mendapat hidayah agar selalu berada di dalam ridha Allah. Itulah sifat raja' yang perlu dimiliki oleh seorang hamba.

Adapun khauf, adalah sifat hamba Allah yang selalu kuatir apabila amal ibadahnya tidak diterima atau ditolak oleh Allah Ta'ala. Khauf apabila amal ibadahnya sia-sia, tidak memperoleh pahala dan tidak diridhai oleh Allah. Kuatir kalau ibadah yang ia lakukan kurang ikhlas dan kuatir kalau bercampur dengan riya'.

Khauf dan raja', dua sifat yang perlu dimiliki oleh hamba Allah. Itu adalah dua sifat yang menjadi satu, saling memperlihatkan satu sifat kepada sifat lainnya. Apabila seorang hamba berpengharapan, ia akan kuatir apabila harapannya tidak sampai kepada Allah.

Sifat raja' adalah sifat optimis yang ada dalam diri hamba Allah, ia harus mampu melihat begitu banyak pemberian Allah yang telah diberikan kepadanya, dari yang sangat kecil sampai yang sangat besar. Oleh karena nikmat yang selalu diberi oleh Allah kepada hamba-hamba_Nya, maka hendaklah ia pahami dengan penuh optimis (raja'), bahwasanya Allah tidak melupakan para hamba, asal saja ia tidak melanggar larangan Allah dan tetap saja dalam sifat raja'.

Kelebihan sifat raja' akan mengantarkan si hamba terus berpengharapan kepada rahmat Allah, karena yakin amal ibadahnya diterima oleh Allah. Harapan akan menjadikan si hamba rajin beramal ibadah, dan tetap teguh memegang keyakinan agamanya. Karena harapannya mendorong ia berbuat yang diridhai Allah, dan akan mendapatkan semua yang diharapkan dari Allah.

Sifat khauf, adalah sifat yang perlu pula dimiliki oleh hamba Allah. Kuatir pada amal sendiri, pada ibadah sendiri. Karena rasa ini, orang akan mampu mengoreksi setiap amal dan ibadah yang akan dikerjakan dan yang sudah dikerjakan. Khauf sebagai sifat hamba Allah akan mendorong si hamba berintrospeksi, sudah benarkah amal ibadahnya. Sudah sesuaikah dengan contoh yang diberikan oleh Nabi Muhammad Saw.

Kuatir kalau amal ibadahnya tidak diterima oleh Allah Ta'ala, ada sebab-sebab yang menjadi faktor. Diantaranya faktor penyebab itu, kurang bersihnya ibadah, dan tidak sesuainya ibadah dengan ajaran yang diterima dari Rasulullah Saw.

Khauf atau rasa kuatir, apabila amal ibadah hamba tidak diterima oleh Allah, tidak berarti si hamba takut pula beramal dan melakukan ibadah. Karena sifat khauf adalah sifat yang seharusnya dimiliki oleh seorang hamba, maka sifat itu sebenarnya akan memberi dorongan seorang hamba terus-menerus melakukan ibadah sesuai dengan ajaran Rasulullah. Kemudian berserah diri kepada Allah dan memohon agar amal ibadahnya diterima oleh_Nya.

Khauf itu adalah sifat kesejatian manusia, karena ia memahami dirinya sendiri yang tidak luput dari salah dan khilaf, dan tidak luput pula dari keterbatasannya itu. Khauf itu sifat yang dapat dijadikan alat pendorong untuk maju beramal dan beribadah dengan penuh raja'.

Sehingga kedua-duanya (raja' dan khauf), berjalan bersama. Apabila seorang hamba dalam beramal dan beribadah kuatir amal ibadahnya tidak diterima, maka pada saat yang sama ia harus berpengharapan yang amal ibadahnya akan makbul dan di ijabai oleh Allah yang Rahmanur Rahim. Demikian pula apabila ia dalam keadaan raja', maka ia pun harus merasa kuatir apakah ibadahnya sudah benar dan sudah bersih, sehingga patut diterima di sisi Allah. Di saat seorang hamba dalam keadaan raja' ia pun harus merasa khauf.

Karena sifat raja' dan khauf itu sifat mahmudah orang mukmin, maka hendaklah menjadi hiasan dalam setiap amal dan ibadah si hamba.

🙏