BERSANDAR KEPADA SIFAT RUBUBIYAH.

كُنْ بِأَوْصَـافِ رُبُوْيَّتهِ مُتَعَلِّقًا وَبِأَوْصَـافِ عُبُوْدِ يَّتِكَ مُتَحَقِّقًا .
”Bersandarlah kepada sifat-sifat Rububiyah, dan nampaklah sifat-sifat Ubudiyah yang sesungguhnya.”
Yang dimaksud sifat Rububiyah ialah sifat ke-Tuhanan yang hanya dimiliki oleh Allah yang Maha Suci dan Maha Mulia. Sedangkan sifat-sifat Ubudiyah adalah sifat yang dimiliki oleh hamba, yakni sifat manusia pada umumnya.
Bersandar kepada sifat Rububiyah, ialah menyaksikan wujud manusia dan kebiasaannya yang ada pada manusia itu sendiri, yang tidak sama dengan sifat Allah. Sesungguhnya sifat Allah itu tidak ada persamaannya dengan sifat insani. Manusia itu tidak ada kecuali karena adanya Allah, manusia itu fana, hanya Allah yang kekal, tidak ada kemuliaan pada manusia, hanya Allah yang Maha Mulia, tidak ada yang berkuasa, hanya Allah yang Maha Kuasa. Tidak ada kekayaan pada manusia, hanyalah Allah yang Maha Kaya, dan sifat-sifat Allah yang Maha Mulia dan Maha Suci, manusia dapat memahami sifat ubudiyahnya sebagai hamba Allah. Sifat manusia yang lemah, miskin, serta sifat-sifat yang penuh kekurangan, maka ia hendaklah mengetahui sifat-sifatnya dengan sesungguhnya, agar dengan demikian ia memahami dan menyaksikan sifat kesempurnaan dan kesucian Allah SWT.
Manusia sebagai hamba Allah mempelajari dan memahami sifat Allah sebagai ibadah, agar menempatkan diri sebagai hamba yang benar-benar bertauhid dan mensucikan Allah pada dzat dan sifat-Nya. Iman kepada Allah hendaklah menjadi tabiat suci para hamba. Untuk mendalami iman dan mempertinggi keyakinan, manusia wajib mempelajari bahkan menghafal sifat-sifat Allah yang tercantum dengan jelas dalam ”Asmaul husna”. Dalam asmaul husna itulah manusia akan menemukan Allah yang Maha Melindungi dan Maha Mengampuni hamba-hamba-Nya.
Dengan memahami asmaul husna yang mengandung sifat-sifat Allah, para hamba diwajibkan bersandar kepada sifat-sifat yang penuh kemuliaan dan keagungan itu. Bahkan diwajibkan berdo'a dengan perantaraan asmaul husna sebagai jembatan untuk bertaqarrub dan dengan demikian Allah akan memenuhi do'a dan permohonan si hamba. Dengan menyebut sifat-sifat Allah dalam do'a si hamba sesuai dengan permohonannya, maka Allah Ta'ala akan mendengar dan mengabulkan permohonan si hamba. Itulah keutamaan yang perlu dipahami oleh setiap hamba dalam munajah dan do'a-do'anya.
"Agar kamu tidak bersedih hati terhadap apa yang luput dari kamu, dan tidak pula terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong dan membanggakan diri,"
(QS. Al-Hadid 57: Ayat 23)