Basmalah



”Dengan menyebut nama Allâh yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang”.
JANGAN BERSEKUTU KEPADA SELAIN ALLAH.



كَـمَـالَايُحِبُّ اْلعَـمَـا لَايُحِبُّ اْلعَمَلَ اْلمُشْتَرَكَ كَذٰلِكَ لَايُحِبُّ اْلقَلْبَ اْلمُشْتَرِكَ اْعَمَلُ اْلمُشْتَرِكُ لَايَقْبَلُهُ وَاْلقَلْبُ اْلمُشٔتَرِكُ لَايُقْبِلُ عَلَيْهِ .

”Sebagaimana Allah Ta'ala tidak menerima amal orang yang syirik, demikian juga Dia tidak menyukai hati syirik. Amal yang disekutukan tidak akan diterima oleh Allah. Sedangkan hati orang yang berbuat syirik tidak diterima menghadap_Nya.”

Buah dari amal syirik itu namanya riya'. Mereka yang beramal karena riya'telah melakukan syirik khafi. Perbuatan syirik tidak hanya merusak amal, akan tetapi merusak sendi-sendi keimanan yang menyangkut akhlak terhadap Allah SWT.

Beribadah semata-mata hanya untuk Allah dan karena Allah. Ibadah karena sesuatu yang lain, seperti ingin dipuji manusia, ingin mendapat sesuatu yang bersifat duniawi, ditolak oleh Allah. Amal ibadah hendaklah bersih kaitannya dengan kepentingan lain. Amal ibadah hanya karena ingin ingin mencari ridha dan kasih sayang Allah. Karena ridha Allah itulah manusia menyatakan dirinya hadir di hadapan Allah dalam wujud seorang hamba. Tugas seorang hamba terhadap Al Khaliq atau abid di hadapan ma'bud tidak lain hanya memperhambakan diri. Apabila memperhambakan diri tersebut diganggu oleh keinginan lain yang masih terselip dalam hati anak Adam, maka ibadah seperti ini selain tidak diterima oleh Allah, maka hamba Allah yang berbuat dan bersikap seperti inipun ditolak ketika ia menghadap Allah.

Dari penjelasan di atas jelas tertolaknya amal karena dilakukan dengan sifat riya'. Sedangkan riya'adalah tindakan syirik yang bertentangan dengan sifat Ahadnya Allah SWT. Oleh sebab syirik ini berkaitan dengan hati dan amal ibadah, maka terkena dua sangsi, yang berkaitan ibadah dan hati.

Riya' dalam ibadah berkaitan dengan niat. Sebab hati yang menjadi tempat bagi niat, maka perlu menempatkan sifat lain di dalam hati yang mampu membentenginya dari sifaf riya'. Sifat tersebut adalah sifat ikhlas. Dengan berbenteng sifat ikhlas inilah sifat riya' itu tidak dapat memasuki hati.

Hamba Allah melaksanakan tugasnya terhadap Allah, tidak lain kecuali dengan ikhlas. Itulah ibadah yang bersih, jauh dari sifat syirik yang akan merusak hubungan manusia dengan Allah SWT. Sifat dalam ibadah akan melahirkan sifat ridha dan sifat riya' akan melahirkan sifat ujung.

Amal ibadah yang diterima oleh Allah adalah amal ibadah yang dikerjakan dengan hati ikhlas. Itulah ibadah yang bersih dan pembalasannya adalah surga jannatun na'im.

Nabi Muhammad Saw. bersabda, ”Pada hari kiamat nanti, dihadapkan kepada Allah beberapa buku yang telah disegel. Itulah buku catatan amal Dari catatan Malaikat Raqib dan Atid. Ketika itu Allah Yang Maha Melihat dan Maha Mengetahui, berfirman, ”Buang saja buku-buku itu.” Akan tetapi Malaikat menyela, ”Ya Allah, kami telah mencatat semua amal baik saja dalam buku itu.” Allah Ta'ala menjawab, ”Sesungguhnya semua amal yang kalian catat dalam buku itu, dilakukan bukan karena Aku. Sesungguhnya Aku tidak akan menerima, kecuali dikerjakan semata-mata mencari keridhaan-Ku.” (HR. Al Bazzar dan Tabrani).

🙏

"Dan sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun. Dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua, karib kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga dekat dan tetangga jauh, teman sejawat, ibnu sabil, dan hamba sahaya yang kamu miliki. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang sombong dan membanggakan diri," (QS. An-Nisa': Ayat 36).