Basmalah



”Dengan menyebut nama Allâh yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang”.
MENUNDA KEWAJIBAN.



حُقُوْقٌ فِى اْلأَوْقَاتِ يُمْكِنُ قَضَاؤُهَا الأَوْقَاتِ لَا يُمْكِنُ قَضَاؤُهَا وَقْتٍ يَرِدُ اِلَّا وَلِلّٰهُ عَلَيْكَ فِيْهِ حَقٌّ جَدِيْدٌ وَاَمٍـرٌ اَكِيْدٌ فَكَيْفَ تَقْضِىْ فِيْهِ حَقَّ غَيْرِهِ وَاَنْتَو لَمْ تَقْضِ حَقَّ اللّٰهِ فِيْهِ .

”Kewajiban dalam waktu mungkin di qada', akan tetapi hak-haknya waktu tidak mungkin diqada'. Karena tiada satu waktu pun yang menjelma, kecuali ada hak untuk Allah yang diwajibkan bagimu dalam bentuk perintah. Betapa kamu dapat menyelesaikan kewajiban yang lain, padahal kalian belum menyelesaikan kewajiban terhadap Allah dalam waktu itu juga.”

Di antara kewajiban yang terikat dengan waktu yang dilaksanakan oleh hamba Allah, seperti salat, puasa dan lain-lainnya, apabila tidak dapat dikerjakan pada waktu yang telah ditetapkan maka di waktu lain (qada'), seperti orang musafir, orang sakit, dengan cara-cara tersendiri.

Tiap ibadah telah ditetapkan waktu tertentu, dan tiap waktu tersedia untuk ibadah. Apabila waktu untuk ibadah itu telah berlalu, sedangkan hamba Allah tidak melakukan kewajibannya dalam waktu itu, maka kewajiban itu menjadi batal, tidak dapat digantikan atau dikerjakan pada waktu lain.

Selain itu ada ibadah yang harus ditunaikan bersamaan dengan waktu datangnya pemberian Allah, seperti menerima nikmat Allah. Kewajiban untuk waktu itu adalah bersyukur. Kewajiban waktu saat terkena bencana, adalah dengan sabar dan rida. Waktu dalam ketaatan, bersyukur atas anugerah sifat ta'at, karena ketaatan adalah anugerah Allah. Bukan karena usaha-usaha atau kecakapan manusia. Waktu melaksanakan ketaatan itupun telah ditetapkan.

Demikian juga halnya waktu dalam maksiat. Artinya waktu secepatnya bertobat dan secepatnya kembali kepada Allah. Bertobat jangan ditunda-tunda, sebab usia manusia tak ada yang mengetahuinya.

Kewajiban untuk melaksanakan ibadah, adalah tugas hamba yang terikat dengan waktu dan ketetapan hukum. Siapa yang mampu melaksanakan ta'at dengan rida dan ikhlas, pada waktu-waktu yang sudah ditentukan, maka ia telah menjalankan perhambaannya dengan penuh kemuliaan dan memperoleh kemuliaan pula dari Allah SWT.

Memelihara waktu, selain berkaitan dengan ibadah, juga banyak hubungan pekerjaan (mu'amalah ma'annas). Waktu itu emas, jangan sampai hilang begitu saja. Karena waktu datang dan pergi setiap saat dan setiap tarikan nafas manusia. Waktu itu berada pada langkah manusia, pada setiap gerakan, dan detak-detak nadi manusia. Lenyap waktu berarti lenyap pula kesempatan. Syekh Ahmad Ataillah mengatakan:

مَـافَاتَ مِـنْ عُمْـرِكَ لَا عِوَضَ لَهُ وَمَا حَصَلَ لَكَ مِنْهُ لَا قِيْـمَةَ لَهُ .

”Apa yang telah hilang dari usiamu, tidak dapat diganti lagi dan apa yang telah engkau hasilkan dari usiamu itu, adalah hal yang tak ternilai harganya.”

Itulah waktu (saat). Ia dapat menguntungkan dan membahagiakan, dan dapat pula merugikan dan menyusahkan. Waktu seperti pedang terhunus. Sangat berguna bagi mereka yang dapat memanfaatkan, akan tetapi sangat berbahaya bagi yang salah menggunakan. Berhati-hatilah dengan waktu agar engkau selamat di dunia dan di akhirat.

Usia manusia terikat dengan waktu yang telah dipastikan oleh Allah Ta'ala. Oleh sebab itu, manusia selalu berpacu dengan waktu. Apabila salah memanfaatkan waktu, usia manusia itu akan sia-sia. Apalagi waktu yang sia-sia itu terisi dengan perbuatan maksiat. Datangnya waktu dan perginya hanya sekejap. Tiada terasa apabila waktu itu sedang bersama kita, dan terasa pula jika waktu itu berangsur habis.
Rasulullah Saw bersabda, ”Tiada waktu yang dimiliki oleh seorang hamba, tetapi tidak dipakai untuk beramal dan berdzikir, maka waktu tersebut akan merupakan waktu penyesalan di hari kiamat.”
Umumnya manusia suka menunda waktu dalam menyelesaikan pekerjaan dan menunaikan ibadah. Akibat dari penundaan atau penguluran waktu itu adalah penyesalan dan kerugian.

Allah SWT. mengingatkan manusia dalam waktu, seperti dijelaskan dalam surat Al 'Asr, ”Demi waktu sesungguhnya manusia berada dalam keadaan rugi. Kecuali orang yang beriman dan beramal saleh, dan suka berwasiat dalam hal-hal yang benar dan berwasiat dengan penuh kesabaran.”

Nabi Muhammad Saw. mengingatkan penggunaan waktu yang seefisien mungkin, ”Jagalah olehmu lima waktu sebelum datang lima waktu berikutnya. Waktu mudamu sebelum datang waktu tuamu. Waktu sehatmu sebelum waktu sakitmu. Waktu sempatmu sebelum datang waktu sempitmu. Waktu kayamu sebelum datang waktu miskinmu, dan waktu hidupmu sebelum datang waktu matimu.”

Jagalah dan perhatikanlah waktu-waktu tersebut, karena dengan cara itulah manusia akan selamat. Memang ada waktu untuk santai, ada waktu untuk berlibur, akan tetapi waktu itu agar tidak disia-siakan, hendaklah diniatkan untuk beribadah. Karena setiap gerakan dalam hidup seorang muslim yang saleh adalah ibadah.

🙏