Basmalah



”Dengan menyebut nama Allâh yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang”.
JANGAN MENJADI HAMBA SELAIN ALLAH.




مَـااَحْبَبْتَ شَيْـَٔا اِلَّا كُنْتَ لَهُ عَبْدًا وَهُـوَ لَا يُحِبُّ اَنْ تَكُوْنَ لِغَيْرِهِ عَبْدًا.

”Tiadalah engkau mencintai sesuatu, kecuali engkau pasti menjadi hamba dari apa yang engkau cintai. Dan Dia (Allah) tidak menyukai apabila engkau menjadi hamba selain Allah semata.”

Manusia dalam kehidupannya pasti berpasangan dalam hidup ini. Karena setiap hari saling berjumpa dan saling berkaitan. Tidak mungkin manusia hidup sendirian. Oleh karena hubungan yang saling memberi dan saling menerima itulah timbul perasaan lain, dengan bermacam-macam sebab. Perasaan yang tumbuh itu di antaranya adalah rasa saling mengasihi, dan saling mencintai. Di sini manusia saling membutuhkan, dan saling bergantungan.

Apabila dengan sesama manusia ketergantungan itu selalu ada, maka lebih-lebih dengan Allah. Pemelihara alam raya ini, ketergantungan itu lebih daripada sesama manusia.

Mencintai Allah dan mentaati_Nya seharusnya melebihi cinta dan kepatuhan kepada sesama manusia. Tumbuhnya kecintaan dengan sesama manusia karena adanya interaksi yang saling membutuhkan seseorang kepada yang lain. Sedang kecintaan kepada Allah, karena manusia memang memerlukan Allah, sebagai satu-satunya tempat meminta pertolongan dan tempat menggantungkan seluruh harapan.

Apabila Allah Ta'ala Yang Maha Mencipta dan Maha Kuasa, menjadi satu-satunya tempat si hamba bergantung, maka mengapa manusia tidak mengikat dirinya dengan Allah semata. Sebab cinta kepada Allah harus melebihi cinta kepada sesama manusia. Allah SWT telah mencipta manusia dan mengadakan seluruh keperluannya. Yang diperoleh dari Allah tidak sebanding dari apa yang diperoleh dari sesama manusia. Dari sesama manusia hanyalah sesuatu yang fana, sedangkan dari Allah adalah anugerah yang kekal, rohani dan jasmani, dunia dan akhirat. Itulah kesempurnaan pemberian Allah. Mengapa kita harus menandingi Allah dengan melebihkan cinta kita kepada dunia dan manusia. Padahal Allah Ta'ala menyediakan yang lebih abadi.

Diingatkan oleh Syeikh Ataillah, ”Jika kita mencintai nilai duniawi, kita akan menjadi budak dunia. Hidupnya akan terbelenggu, pikirannya akan terpaku. Allah Ta'ala yang Maha Adil, Maha Pengasih lagi Penyayang itu tidak menghendaki hamba-hamba-Nya menjadi budak duniawiyah dan terbelenggu jiwanya. Sebab Allah Ta'ala menciptakan manusia hanyalah untuk menjadi hamba Allah belaka, dan memperhambakan diri hanya kepada Allah.”

Allah mengingatkan, jangan engkau jadi budak di dunia, karena akan hilang harkat dirimu sebagai hamba Allah. Apabila engkau telah terbelenggu dengan memperbudakan diri, tentu engkau pun akan menjadi budak setan. Apabila tingkat pembudayaanmu telah sampai menjadi 'abdusy Syayatin, itulah alamatnya engkau kehilangan martabat dirimu sebagai 'abdullah. Engkau tidak lagi menjadi 'abdur Rahman, melainkan telah menjadi 'abduldarahim, atau abdulfulus.

Dari masa ke masa, dari seorang Rasul kepada Rasul lainnya, Allah telah mewasiatkan bahwa manusia diciptakan_Nya adalah untuk menjadi hamba Allah, seperti firman_Nya: Wama Khalaqtul Jinna Wal insa Ila Liya'budun (Tidaklah Allah menciptakan jin dan manusia itu kecuali untuk menjadi hamba_Nya).

Dalam surat Al Bayyinah Allah berfirman, ”Tidaklah kalian diperintah kecuali untuk memperhambakan diri kepada Allah dengan tulus ikhlas, mengikuti agama yang lurus.”

🙏