WASPADALAH TERHADAP SETAN.
اِذَا عَلِمْتَ اَنَّ الشَّـطَانَ لَا يَغْفُلُ عَنْكَ فَلَا تَغْفُلْ اَنْتَ عَمَّنْ نَاصِيَتُكَ بِيَدِهِ .
"Jikalau kamu sudah tahu bahwa setan itu tidak pernah lupa kepadamu, maka janganlah kamu lupa kepada Allah, yang nasibmu ada di dalam kekuasan-Nya."

Setan adalah musuh manusia semenjak Adam dan Hawa berada dalam surga. Ingkarnya setan, yang sebelumnya berstatus Malaikat, ia menentang Allah SWT. karena tidak tunduk dan sujud kepada Adam as. Perintah Tuhan kepadanya diabaikan. Setan mulai menggoda Nabi Adam as. bersama istrinya Hawa. Keduanya terjebak, lalu masuk perangkap setan, memakan buah yang sebelumnya telah diperingatkan oleh Allah SWT. Adam dan Hawa tak mampu menolak godaan setan. Maka terjadilah apa yang dikehendaki setan. Itulah permulaan manusia jatuh dalam pelukan setan.
Ketika telah turun ke dunia, setan memanfaatkan kepandaiannya menggoda anak-anak Adam. Ia berani bersumpah di hadapan Allah Ta'ala, akan terus menggoda anak cucu Adam sampai hari kiamat. Allah berfirman, "Hanya hamba-hamba-Ku yang lemah sajalah yang mampu engkau pengaruhi."
Iblis pun mendapat kemurkaan Allah SWT. maka ia pun terusir dari surga masuk ke dunia dengan kesombongannya, Iblis berkata, "kemudian pasti aku akan mendatangi mereka dari depan, dari belakang, dari kanan, dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur."
(QS. Al-A'raf: Ayat 17)
Dengan demikian, sejak dahulu kala setan telah menjadi musuh manusia yang sangat tajam godaannya. Setan mendatangi manusia dengan merupakan diri seperti perasaan dan hawa nafsu yang tumbuh dari dalam diri manusia sendiri. Setan mengintip kesempatan - kesempatan di saat nafsu jelek manusia itu tumbuh. Di saat nafsu manusia mulai nampak bergejolak, setan masuk dengan siasat liciknya untuk memperlancar kehendak hawa nafsu jelek manusia. Setan masuk ke dalam diri manusia melalui penjuru-penjuru yang sangat rawan. Ia mulai mengeluarkan jurus-jurusnya ketika manusia mulai lengah. Pada saat itulah ia menghempas lawannya ke lembah yang mereka senangi.
Allah SWT berfirman:
"Sungguh, setan itu musuh bagimu, maka perlakukanlah ia sebagai musuh, karena sesungguhnya setan itu hanya mengajak golongannya agar mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala."
(QS. Fatir: Ayat 6)
Manusia yang lemah berhadapan dengan godaan setan, jangan lemah pula memohon perlindungan Allah. Lemah memohon pertolongan Allah, seperti tidak tekun beribadah, terlalu mencintai dunia, malas beramal, kurang memperhatikan kesucian jiwa, dan kebersihan hati, adalah kelemahan yang mudah bagi setan mencari peluang memasuki dirinya. Oleh karena itu, Satu-satunya perisai adalah memperkokoh benteng iman dalam jiwa. Jangan memberi peluang sedikit pun untuk setan, karena setan pandai mempergunakan peluang. Salat, dzikir, puasa, membaca Al-Quran, memelihara pergaulan, menuntut ilmu, bersedekah, mempergiat olahraga, dan banyak lagi yang lain, adalah senjata yang paling ampuh menghadapi serangan setan. Setan tidak mampu berhadapan dengan serangan keimanan tersebut. Allah SWT. mengingatkan dalam surat An-Nahl ayat 99,
"Sesungguhnya, setan itu tidak ada kekuasaannya, atas orang-orang yang beriman dan mereka bertawakal kepada Allah SWT."
Mereka bersungguh-sungguh menepati ibadahnya dengan cara yang benar, tabah dan tawakal, serta selalu menghiasi hati sanubarinya dengan iman dan terus--menerus dzikir, Allah Ta'ala menjamin baginya selamat dari godaan setan.
Abu Hazm bertanya, "Siapakah setan itu? Mengapa ia ditakuti? Demi Allah, setan itu memang sudah pernah diikuti, akan tetapi mengikutinya sama sekali tidak berguna, dan setan tidak mampu memberi apapun." Tidak ada makhluk yang lebih rendah dari setan, demikian dikata oleh Abu Sulaiman Ad Darany. Andaikata kamu tidak memohon perlindungan Allah, maka kamu selalu melihat setan di depanmu. Karena lindungan Allah itulah, aku tidak merasa gentar berhadapan dengan setan.
Menurut akidah Islam, setan itu termasuk barang ghaib. Ia ada seperti yang dikisahkan oleh Al Qur'an. Ia tidak mampu merusak manusia, atau membunuh manusia secara fisik. Setan hanya mampu menggoda manusia yang lemah imannya. Kalaupun ia merusak atau membunuh, adalah melalui perbuatan dan perilaku manusia sendiri.
Berkata Al Misry: "Setan memang dapat melihat manusia dari arah yang manusia tidak dapat melihatnya. Sedangkan Allah dapat melihat makhluk-Nya, dari arah yang mereka tidak tidak dapat melihat Allah. Hendaklah kalian selalu berlindung kepada Allah dari gangguan setan. Ketahuilah bahwa Allah itu bersifat Pemurah. Apabila manusia sudah tergoda oleh tipu daya setan, Allah Ta'ala tetap menerima tobat dan istighfar hamba-hamba-Nya."
Yang menciptakan Iblis adalah Allah, akan tetapi bukan untuk menenggelamkan manusia ke lembah kehinaan. Sebab bersamaan dengan itu Allah telah meletakkan benteng iman ke dalam hati manusia. Syekh Ahmad Ataillah menjelaskan hal ini:
جَعَـلَهُ لَكَ عَدُوًّا لِيُحْوِ شَكَ بِهِ اِلَيْهِ وَحَرَّكَ اِلَيْهِ النَّسَ لِيَدُوْمَ اِقْبَـالُكَ عَلَيْـهِ.
"Dijadikan setan itu sebagai musuhmu, agar kamu menjadi bosan kepada setan itu, dan segera berlindung kepada-Nya. Allah tetap menggerakkan nafsumu, agar kamu tetap menghadap kepada-Nya."
Ungkapan ini meminta perhatian manusia tentang dirinya. Setan memang selalu ada, dan terus berkeinginan menyesatkan anak Adam. Allah SWT. yang Maha Mengetahui hal ini telah meminta perhatian manusia agar tidak lalai. Kembalilah kepada Allah secepatnya, dan secara tertib mendatangi Allah dalam wujud ibadah rutin.
Seperti sudah dijelaskan sebelum ini bahwa setan hanya berbuat dalam batas menggoda dan menipu manusia, tidak lebih dari itu. Ia tidak merusak, apalagi membunuh. Allah SWT berfirman dalam surat An-Nahl ayat 99, "
"Sungguh, setan itu tidak akan berpengaruh terhadap orang yang beriman dan bertawakal kepada Tuhan."
Dalam surat An-Nahl ayat 100, "Pengaruhnya hanyalah terhadap orang yang menjadikannya pemimpin dan terhadap orang yang menyekutukannya dengan Allah."
Nabi Muhammad ﷺ mengajarkan bacaan-bacaan untuk terlindung dari godaan setan: Rabbi a'udzu bika min hamazatisy syayatin fa innahu yahzurun (Tuhanku, aku berlindung kepada-Mu dari rongrongan setan, karena sesungguhnya ia menyesatkan), atau selalu membaca Ta'awudz' diikuti dengan membaca Mu'awwizatain (Al-Falaq dan An-Nas).