MENUTUP DOSA DIHADAPAN MANUSIA DAN DIHADAPAN ALLAH.

”Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang”.

اَلسَّـتْرُ عَلٰى قِسْمَيْنِ: سََـتْرٌ عَنِ المَعْصِـيَـةِ وَسَــتْرٌ فِـيْهَـا، فَالْعَـامَّةُ يَطْـلُبُوْنَ مٍنَ اللّٰهِ تعَــالٰى السَّـتْرَ فِيْهَا خَشْيَةَ سُـقُوْطِ مَرْتَبَتِهِــمْ عِــنْـدَ الخَلْقِ وَاْلخَاصَّةُ يَطْلُبُوْنَ مِنَ اللّٰهِ السَّــتْرَ عَنْهَـا خَشْــيَةَ سُــقُوْطِهِــمْ مِنْ نَظَـرِ الَــمَــلِكِ الحَقِّ .
”Ada dua tutup yang menutup, yakni tutup yang menjauhkan seorang hamba dari maksiat, dan tutup dari berbuat maksiat. Pada umumnya manusia memohon kepada Allah, agar menutup perbuatan maksiat yang mereka perbuat, karena takut martabat mereka jatuh di hadapan manusia. Adapun orang khusus (yang selalu berlindung kepada Allah dengan keimanan dan keikhlasannya), mereka memohon agar Allah menutupi (melindungi dan menghindarkan) mereka dari perbuatan maksiat, karena kuatir jatuh martabatnya di hadapan Malikul Haq Allah Swt.”
Umumnya manusia takut apabila maksiat yang telah diperbuat diketahui oleh umum (sesama manusia). Sebab akan merugikan dirinya sendiri, atau keluarganya. Barangkali juga akan berakibat ia kehilangan pekerjaan dan nafkah hidupnya. Ia akan dihina dan dicemoohkan manusia. Dan banyak sebab yang berkaitan dengan martabatnya di hadapan sesama manusia. Mereka lebih takut kepada manusia daripada kepada Allah Swt. Dalam hubungan dengan sifat ini Allah Ta'ala mengingatkan, ”Mereka itu bersembunyi dari manusia (karena takut). Akan tetapi mereka tidak bersembunyi dari Allah, sedangkan Allah ada beserta mereka (mengetahui tingkah laku mereka), ketika suatu malam mereka memutuskan perbuatan rahasia, sebagai rencana yang tidak diridhai oleh Allah Ta'ala. Allah Maha meliputi apa yang mereka kerjakan.” (QS. An-Nisa': 108).
Disamping itu, ada hamba Allah yang menghindarkan dirinya dari perbuatan maksiat karena malu kepada_Nya. Malu disebabkan karena mereka telah berjanji dalam ibadah untuk tunduk dan takut kepada Allah semata, telah mengucapkan istighfar dan dzikir yang mensucikan hati dan perbuatan mereka. Mereka bermohon kepada Allah agar terhindar dan jauh dari godaan maksiat semata-mata takut kepada Allah, dan kuatir akan terhina di mahkamah Allah Swt. kelak di yaumul hisab.
Imam Abul Qasim Al Quasyairy berkata, tentang ayat diatas umumnya terjadi di kalangan orang awam. Mereka tidak merasa Bahwasanya Allah Maha Mengetahui perbuatan mereka yang suka mengelabui diri mereka sendiri dan mengelabui manusia dengan sifat-sifat orang saleh, serta menutupi kesalahan dan kelalaian mereka.
Diriwayatkan dari Adiy bin Hatim, Bahwasanya Rasulullah Saw., bersabda, ”Pada hari kiamat nanti, ada beberapa hamba Allah yang dibawa masuk ke dalam surga. Setelah mereka berada di dalam surga itu, merasakan kenikmatan dan kesejukannya, padahal Allah tidak menjanjikan untuk mereka berada dalam surga, tiba-tiba mereka diperintahkan agar segera meninggalkan surga secepat-cepatnya, karena mereka tidak berhak menempati surga yang suci itu. Maka keluarlah mereka dengan penuh sesalan yang tak ada bandingannya, lalu mereka berdoa: Ya Tuhan kami andaikata Engkau masukkan kami ke dalam neraka, sebelum kami di masukkan ke dalam surga_Mu, dan semua yang Engkau siapkan untuk para wali_Mu yang penuh kenikmatan, lebih baik bagi kami dan lebih meringankan derita kami.” Allah Ta'ala menjawab, ”Itulah kesengajaan Kami (Allah) untuk kamu semua, disebabkan kalian telah berbuat dosa besar di tengah-tengah manusia. Ketika kalian berada di tengah-tengah manusia kalian berpura-pura khusyu' bermuka manis, mengelabui manusia yang bertentangan dengan hati nuranimu sendiri.
Kalian lebih takut dan malu di hadapan manusia, daripada Allah Ta'ala yang Maha Mengetahui. Kalian mengagungkan manusia, akan tetapi tidak mengagungkan Allah dan lebih suka bersama manusia daripada Allah Ta'ala. Maka pada hari ini rasakan kepedihan itu, selain itu Aku (Allah) mengharamkan rahmat_Ku untuk kalian.
Hamba Allah yang mengetahui kedudukannya sebagai manusia dilahirkan untuk benar-benar menjadi hamba, hendaklah pula tahu bahwasanya Allah Swt. mengetahui semua perbuatan manusia dan apa yang tersembunyi di balik hati mereka.
Beribadah dan beramal, adalah perbuatan yang mulia dan suci, sesuai dengan perintah Allah Swt. Akan tetapi beribadah bukanlah semata-mata suatu perbuatan rutin yang tidak bermakna. Diantara makna yang sangat menonjol dalam ibadah adalah dilakukan semata-mata karena ingin mencari Mardhatillah. Sedangkan selain itu, termasuk ibadah yang tertolak dan menyesatkan.