TABIR INDAH DARI ALLAH.

”Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang”.

لَوْلاَجَمِيْلُ سِـــتْرِهِ لَــمْ يَکُــنْ عَـمَــلٌ اَهْـــلًا لِلْقَبُوْلِـــ .
”Andaikata tidak ada tabir indah dari Allah (yang menjadi ampunan_Nya dari Allah), tentu tidak ada amal yang patut diterima.”
Manusia merasa bangga dengan dirinya, karena telah bisa beramal. Ia merasa apa yang sudah dikerjakannya berupa ibadah kepada Allah adalah sesuatu yang hebat baginya, lalim ia menjadi riya' yang ia pamerkan kepada manusia. Perbuatan seperti ini termasuk syirik khafi yang bertentangan dengan ikhlas hakiki. Sedangkan ikhlas itu menjadi syarat diterimanya amal ibadah. Tanpa niat ikhlas amal ibadah akan menjadi perbuatan manusia munafik, amal yang sia-sia.
Adapun amal ibadah yang diterima ialah amal ibadah yang dikerjakan semata-mata karena Allah Ta'ala. Namun demikian Allah Ta'ala yang Maha Rahman menutupi kekurangan manusia dalam ibadah, seperti kurang ikhlas, ujub dan lain sebagainya, sehingga amal si hamba menjadi amal yang diperhitungkan oleh Allah Ta'ala, dan semata-mata menunggu karunia Allah; diterima atau di tolak. Dengan bebasnya manusia dari perbuatan yang tidak ikhlas, dan tertutup ia dari pemberian Allah, maka si hamba akan mengembalikan semua amal ibadahnya, dan membiarkan Allah sajalah yang akan menilai amal perbuatan para hamba.
Abu Abdullah Al Qurasy berkata, ”Jika Allah Ta'ala meminta agar mereka ikhlas, maka akan hilanglah amal perbuatan mereka. Apabila amal perbuatan itu telah lenyap, baru mereka akan berhajat kepada Allah, maka mereka pun akan membebaskan diri dari bergantung kepada sesuatu yang lain, dan kembali kepada Allah dengan hati yang tulus ikhlas.