Basmalah



”Dengan menyebut nama Allâh yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang”.
KARUNIA ALLAH SEBELUM KAMU ADA.



عِنَايَتُهُ فِيْكَ لَا لِشَىْءٍ مِنْكَ وَاَيْنَ كُنْتَ حِيْنَ وَاجَهَتْكَ عِنَا يَتُهُ وَقَابَلَتْكَ رِعَايَتُهُ لَمْ يَكُنْ فِىْ اَزَلِهِ اِخْلَا صُ اَعْمَالٍ وَلَا وُجُوْدُ اَحْوَالٍ ، بَلْ لَمْ يَكُنْ هُنَاكَ اِلَّا مَحْضُ اْلإِ فْضَالِ وَعَظِيْمُ النَّوَاكِ .

”Inayah Allah untukmu, tidak disebabkan sesuatu yang datang darimu. Bagaimana keadaanmu dan di mana kamu berada, di saat Allah menetapkan karunia_Nya untukmu, dan waktu Allah Ta'ala menetapkan pula pemeliharaan_Nya kepadamu. Ketika kamu masih di alam azali, belum ada keikhlasan amal dan belum pula ada wujud perbuatan. Bahkan di sana belum ada apapun kecuali hanya karunia dan kebesaran pemberiannya”.

Inayah Allah kepada manusia, sejak manusia berada di alam azali, manusia dapat berbuat berbuat apa-apa, hingga bercampur antara mani ayah dan ibu, dalam wujud belum berupa apapun, baik berupa amal perbuatan, dosa, kebaikan dan ketaatan do'a dan keikhlasan. Allah SWT. telah menetapkan karunia_Nya dengan adil untuk manusia pada zaman azali, ketika dalam rahim ibunya, hingga dilahirkan ke alam dunia yang fana ini. Demikian karunia Allah itu mengantarkan dan menemani manusia dalam hidupnya, hingga meninggal dunia.

Allah SWT yang bersifat Qiyamuhu binafsihi (berdiri sendiri), tidak terikat dengan apa dan siapa pun. Allah SWT memberi karunia kepada manusia, tidak bersandar kepada permohonan do'a dan amal ibadah manusia. Allah memberi karunia itu, karena Allah Ta'ala adalah Penguasa Alam Semesta. Dia berkuasa dan Dia berkehendak dan mengatur pula semua rencana hidup manusia.

Kemuliaan Allah dan keutamaan yang dikaruniakan kepadamu, keagungan dan kebaikan_Nya tidak pernah berkurang. Syekh Al Wasity Rahimahullah Ta'ala berkata, "Pembagian dan pertolongan yang telah diberikan untukmu, ketetapan hukum dan pahala, sesuai dengan harkat dan penilaian_Nya kepadamu.

Pemberian dan karunia Allah kepada manusia itu sangat besar dan sangat banyak. Manusia telah menikmati karunia Allah itu sepanjang hayatnya. Dari dirinya sendiri dan raganya manusia menerima anugerah dan karunia Allah yang tak dapat dihitung. Allah SWT telah merencanakan manusia dan memprogramkan_Nyadengan sempurna sejak zaman azali. Kesempurnaan raga manusia tidak ada tandingan kesempurnaannya di antara sekian banyak makhluk ciptaan Allah.

Allah memberikan kenikmatan dan kelezatan kepada manusia karena kekuasaan dan kemuliaan (Al Azizul Jabbar), tidak karena permintaan manusia, bukan juga karena kealiman atau derajat pangkat, atau do'a dan dzikir yang dipanjatkan para hamba, akan tetapi Allah Ta'ala telah mengatur dan menetapkan semuanya untuk manusia.

Keterangan ini tidak berarti manusia tidak lagi berkewajiban berdo'a, berdzikir, dan beramal, karena hanya menunggu ketetapan Allah saja. Sebab, dzikir dan doa, amal dan ibadah lainnya adalah tugas hamba kepada Allah yang telah ditetapkan pula aturan dan hukumnya. Semuanya dijalankan karena itu semua adalah kewajiban hamba terhadap Al Khalikul alam. Akan tetapi Allah tidak terikat dengan amal dan ibadah manusia. Dan hamba Allah pun beribadah karena mengharap sesuatu yang akan diberi oleh Allah.

Allah membagi-bagikan karunia_Nya sesuai dengan rencana dan peraturan_Nya.

🙏