Basmalah



”Dengan menyebut nama Allâh yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang”.
BIAR KALIAN JEMU.




إِنَّمَـاجَعَلَهَـا مَحلًّا لِلْأَغْيَارِ وَمَعْدِنًا لِلْأَكْدَارِ تَزْهِيـدًا لَكَ فِيْهَـا .

"Sengaja Allah menjadikan dunia ini banyak kerusakan dan sumber kerusuhan di antara kamu, agar kalian menjadi jemu di dunia."

Semenjak dunia ini ada, dan manusia ada di dalamnya, warna dunia ini sudah keruh, Sebab sejak nenek moyang manusia yang pertama diciptakan Allah dan berdiam di surga, Adam dan Hawa, telah membuat kekeruhan. Itulah sebabnya Allah Ta'ala mengirim keduanya ke dunia. Mulai saat itulah dunia telah keruh. Didahului dengan sikap benci membenci dua anak laki-laki, Qabil dan Habil. Setelah itu penghuni dunia mulai saling membunuh sampai hari ini. Itulah kekeruhan dunia, telah dimulai dan terus berlanjut.

Apakah manusia betah hidup di dunia yang seperti itu? Jawaban kembali kepada masing-masing. Memang seperti itulah dunia. Bagaimana Memang hamba Allah yang saleh menghadapi dunia seperti itu? Di sinilah duduk persoalannya. Memang hidup berada dunia membosankan, akan tetapi manusia telah berada dalamnya. Jemu bukan berarti tidak perlu, dan harus ditinggalkan, walaupun tidak setuju. Dunia yang telah rusuh perlu digarap, karena ia adalah lahan hidup bagi manusia. Sebab, jikalau dibiarkan gersang, tak satupun yang bisa hidup, baik tanaman materi atapun non materi.

Menggarap dunia itu agar menjadi baik adalah dengan cara pendekatan ruhaniah dan jasmaniah. Ada waktunya kita menggarap dunia dengan cara dunia, dan ada waktunya menggarap dunia dengan cara akhirat. Artinya agar hidup dunia ini tidak terus menerus rusuh dan kacau balau, hubungkan dunia ini dengan akhirat, agar menjadi satu, walaupun tidak mungkin bersatu. jangan menggarap dunia ini terpisah-pisah sebab nanti ia akan bertambah berkeping-keping. Programkan dunia ini searah dengan program akhirat, agar dia utuh dalam rencana-rencana Ilahi. Karena Allah Ta'ala yang menjadi perancang ahli dunia ini, bukan manusia. Hamba Allah hanya tinggal dan berdiam di dalamnya dan memeliharanya.

Hubungan manusia dalam dunia ini dengan akhirat seperti digambarkan oleh Allah dalam Al Qur'an surat Al Jum'at ayat 10:

فَاِذَا قُضِيَتِ الصَّلٰوةُ فَا نْتَشِرُوْا فِى الْاَرْضِ وَا بْتَغُوْا مِنْ فَضْلِ اللّٰهِ وَاذْكُرُوا اللّٰهَ كَثِيْرًا لَّعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ .

“Apabila sholat telah dilaksanakan, maka bertebaranlah kamu di bumi; carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak agar kamu beruntung." (QS. Al-Jumu'ah 62: Ayat 10)

Ayat ini dapat disimpulkan mempunyai beberapa pendekatan, yaitu:

  1. Bertebaran dimuka bumi carilah rezeki di dunia ini.

  2. Di dunia ini banyak bertebaran karunia Ilahi.

  3. Dekatilah Allah melalui shalat dan dzikir.

Mendekatkan dunia dengan akhirat, melalui karunia Ilahi yang telah disiapkan Allah untuk manusia. agar dunia ini dan manusia yang tinggal di dalamnya selamat dan aman, maka mencari rezeki yang menjadi simbol hidup dunia, dihubungkan kepada shalat dan dzikir yang menjadi simbol hidup akhirat. Kalau dua hal ini telah dapat disatukan, maka manusia di atas bumi akan hidup aman dan tenteram. Karena dua pendekatan ini akan membuat manusia tidak akan jemu, dan dunia tidak akan rusuh. Itulah sebabnya maka orang beriman diserukan oleh Allah jangan lupa berdo'a untuk kebaikan dunia dan kebaikan akhirat.

وَمِنْهُمْ مَّنْ يَّقُوْلُ رَبَّنَاۤ اٰتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَّفِى الْاٰخِرَةِ حَسَنَةً وَّ قِنَا عَذَا بَ النَّارِ .

"Dan di antara mereka ada yang berdoa, Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan lindungilah kami dari azab neraka." (QS. Al-Baqarah 2: Ayat 201)


Namun demikian dalam mengarungi kehidupan ini jangan lalai dan senantiasa waspada. Banyak tipuan yang dihadapi manusia di dunia ini. Banyak yang meragukan, banyak pula seolah-olah menyenangkan tetapi sangat pahit akibatnya. Rasulullah ﷺ bersabda "Jauhkan dirimu dari tipuan dunia, pasti Allah akan mencintaimu. Jauhkan pula dirimu dari hak-hak manusia, pasti mereka akan cinta kepadamu."

Sahabat Ali bin Abi Thalib menyebut dunia ini bagaikan ular, sangat licin bila dipegang akan tetapi bisanya dapat membunuh. Berhati-hatilah dan selalulah waspada. Para Hukama' mengibaratkan, dunia ini ibarat orang tidur yang sedang bermimpi. Kesenangannya bagaikan suapan makanan beracun, dan godaan-godaannya ibarat gelombang samudera yang dahsyat.

🙏