Basmalah



”Dengan menyebut nama Allâh yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang”.
KOREKSILAH DIRIMU BILA ADA CELAAN.




مَتٰى اۤلمَـكَ عَدَمُ اِقْبَـالِ النَّاسِ عَلَيْكَ اَوْتَوَجُهُهُـمْ بِالذَّمِّ اِلَيْكَ فَارْجِعْ اِلٰى عِـلْـمِ اللّٰهِ فِيْكَ فَإِنْ كَانَ لَايُقْنِعُكَ عِلْمُـهُ فَمُصِيْبَتُكَ بِعَدَمِ قَنَـاعَتِكَ بِعِلْمهِ اَشَدُّ مِنْ مُصِيْبَتِكَ بِوُجُودِاْلأَذٰى مِنْهُمْ .

“Apabila menyusahkanmu, sebab tidak ada orang-orang yang mengharapkanmu, bahkan mereka mencelamu, maka hal ini kembalikanlah kepada ilmu Allah, dan koreksilah dirimu. Jikalau belum juga memuaskanmu dengan apa yang diketahui Allah, maka musibah yang akan menimpamu, karena ketidakpuasanmu itu, sebab apa yang telah Allah ketahui akan lebih besar daripada musibah yang menimpamu dari celaan manusia.“

Bergaul dengan manusia, memang tidak seindah mimpi tentang serombongan orang yang pergi bersama-sama, makan bersama saling tolong-menolong., kasih mengasihi dan cerita yang menyenangkan. Bergaul di antara sesama manusia memang bisa saja menyenangkan, akan tetapi tidak jarang menjengkelkan.

Kadang-kadang memang tidak selalu apa yang kita kehendaki sama dengan apa yang dikehendaki orang lain. Demikian juga apa yang dikehendaki orang lain mungkin tidak sama dengan kehendak kita. Sering pula orang mengoreksi diri kita, atau juga mencela, dan mengungkit-ungkit kesalahan kita, atau membuat kita jengkel dan marah. Menghadapi hal seperti ini hendaklah hamba Allah yang saleh dan mukhlis, tidak menyesali diri, atau menyalahkan orang. Hendaklah ia kembali segala-galanya kepada Allah, Pemelihara alam semesta, Maha Adil, dan Maha Mengetahui apa yang tidak diketahui oleh manusia.

Mengembalikan semua masalah kita sebagai hamba, kepada Allah, ialah meminta pertolongan-Nya, agar terlepas dari mara bahaya yang datang dari manusia atau pun datang dari kita sendiri.

Dalam pergaulan memang diperlukan jiwa besar, namun tidak angkuh. Tabah tetapi tidak menyalahkan. Tegar tetapi tetap waspada. Mengoreksi diri sangat penting, agar mengetahui kelemahan diri kita sendiri, dan berusaha memperbaiki, serta menambah kebaikan. Manusia kadang-kadang tidak mampu melihat dirinya sendiri. Ia lebih pandai melihat orang lain. Sehingga aib yang ada di matanya sendiri tidak nampak olehnya. Banyak kesalahan yang dibuat oleh diri kita sendiri, akan tetapi, karena tidak kita hiraukan, maka aib itupun terabaikan.

Janganlah menganggap koreksi terhadap dirinya sangat menyakitkan, akan tetapi ia sendiri tidak mengoreksi dan meneliti aibnya sendiri. Lebih baik menyakiti diri sendiri, karena mengoreksi aib daripada dikoreksi orang lain karena akan lebih sakit dan pedih rasanya.

Berusaha memperbaiki diri serta menghidupkan kembali perasaan dan sikap beragama dalam diri adalah obat yang sangat mujarab dalam pergaulan. Sesudah itu disembuhkan sendiri sakit dan pedih itu dengan tawakal kepada Allah, lalu dipulihkan dengan rida menerima semua yang datang dari Allah.

يٰبُنَيَّ اَقِمِ الصَّلٰوةَ وَأْمُرْ بِا لْمَعْرُوْفِ وَا نْهَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَاصْبِرْ عَلٰى مَاۤ اَصَا بَكَ ۗ اِنَّ ذٰلِكَ مِنْ عَزْمِ الْاُمُوْرِ ۚ .  

"Wahai anakku! Laksanakanlah sholat dan suruhlah (manusia) berbuat yang makruf dan cegahlah (mereka) dari yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpamu, sesungguhnya yang demikian itu termasuk perkara yang penting." (QS. Luqman 31: Ayat 17)

Allah SWT. tidak membiarkan para hamba yang ahli ibadah tertekan oleh perbuatan orang yang dzalim. Allah SWT. hanya ingin mengetahui betapa besar kesabaran dan ketabahan yang dimiliki oleh hamba-hamba-Nya. Apalagi suatu kesalahan atau kepedihan yang dialami termasuk perbuatan yang datang dari diri hamba itu sendiri.

Semua yang diderita oleh manusia, bukan karena Allah Ta'ala membenci hamba-Nya, akan tetapi Allah ingin agar hamba-hamba-Nya mengetahui kelemahan dirinya sendiri dan keagungan serta kehebatan Allah SWT. Oleh karena itu Allah Ta'ala memberi pengharapan dalam firman-Nya: “Orang-orang yang sabar menghadapi kesempitan, kesedihan dan pada waktu perang. Mereka itulah orang-orang yang benar imannya, dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa.“ (QS. Al Baqarah:177).

Allah Ta'ala telah menganugerahkan hidup dan kelengkapan yang dibutuhkan oleh manusia, ingin agar hamba-hamba yang saleh tertempa jiwanya, sehingga imannya tidak luntur berhadapan dengan masalah dunia yang menyulitkan mereka.

اِنَّمـمَـا اَجْرَى اْلأَذٰى عَلٰى اَيْدِيْهِمْ كَيْلَا تَكُوْنَ سَـاكِنًا اِلَيْهِـمْ اَرَادَاَنْ يُزعِجَكَ عَنْ كُلِّ شَىْءٍ حَتّٰى لَا يُشغِلَكَ عَنْهُ بِشَىْءٍ.

"Allah memang sengaja mendatangkan gangguan untukmu dari manusia, agar kamu tidak merasa tenteram karena gangguan itu. Allah Ta'ala memang menghendaki agar kamu gelisah, agar kamu selalu ingat kepada Allah, karena kegelisahan itu."

Banyak yang menyakitkan manusia di dunia ini. Allah SWT. Maha Tahu semua peristiwa yang menimpa manusia. Ada fitnah, ada kekejaman, ada musibah, kebakaran, sakit dan lain-lain yang menyedihkan. Ada caci maki dan kebencian. Kalian disibukkan dengan gangguan-gangguan itu. Terutama sekali kalau kalian sangat terikat dengan manusia. Kalian menjadikan manusia sebagai tumpuan harapan. Kalian lebih banyak bersandar kepada manusia daripada kepada Allah Rabbul Izzati.

Kadang-kadang kalian tidak sadar, dekatmu dengan manusia, terikatmu dengan manusia sudah mengganggu perilakumu sendiri. Manusia bisa jujur dan ikhlas, dan bisa juga munafik dan membawa fitnah. Kalau engkau tidak terjaga oleh ibadah dan pertolongan Allah, pasti engkau mudah terjerumus dalam godaan dan fitnah manusia.

Syekh Abu Hasan Asy Syadzili berkata, “Larimu dari kebaikan manusia, melebihi larimu menghadapi keburukkan mereka. Kebaikan - kebaikan orang langsung membahayakan hatimu, sedangkan keburukkan orang hanya mampu membahayakan jasmanimu. Sesungguhnya apabila ada musuh yang mendekatkan dirimu kepada Allah, lebih baik daripada sahabat yang memutuskan dirimu dari Allah.“

Ingatlah, bahwa bahaya yang menimpa jasmanimu lebih ringan daripada bahaya yang menimpa hatimu.

Adapun berterima kasih kepada orang yang berbuat baik kepada kita lebih utama disertai pemberian Yang seimbang. Apabila belum sanggup berbuat demikian, berdo'alah kebaikan untuk mereka. (Al Hadits).

🙏