AJAKAN NAFSU.
إِذَا اْلتَبَسَ عَلَيْكَ اَمْرَانِ فَانْظُرْ اَشْقَلَهُـمَـا عَلَى النَّفْسِ فَا تَّبِعْـهُ فَإِنَّهُ لَا يَشْقُلُ عَلَيْهَـا إِلَّا مَـا كَانَ حَقًّـا .
”Apabila engkau harus memilih satu diantara dua perkara, maka lihatlah apa yang diinginkan oleh nafsumu, dan ikutilah. Karena sesungguhnya tidaklah yang paling dipilih oleh nafsumu, kecuali sesuatu yang dianggap lebih benar.”
Naiklah Ke Maqam Yang Tinggi, Robek Hawa Nafsu.
Boleh memilih kecenderungan nafsu baiknya, dalam memilih dua perkara mana yang lebih utama dari kedua-duanya. Untuk ini ia hendaklah memahami kecenderungan nafsunya itu. Apabila kehendak nafsu memilih suatu perkara (amalan) yang lebih berat dari yang satu, maka lebih utama baginya memilih yang lebih berat. Sedangkan oleh nafsu dianggap lebih ringan dari dua perkara itu, hendaklah ditinggalkan. Sehingga yang mesti diutamakan adalah yang lebih berat.
Contoh, bagi seorang hamba memilih dua hal yang sama dari amal yang wajib, maka yang dipilih ialah yang lebih berat ke arah mana nafsu itu condong. Itulah yang dipilih dan diamalkan. Memilih antara kewajiban belajar dan kewajiban menjaga orang tua umpamanya, atau memilih diantara dua putusan diri sendiri, memilih naik haji atau membiayai studi lanjut putra-putrinya.
Pada dasarnya kecenderungan nafsu ini maksudnya sesuai dengan pertimbangan pikiran yang sehat dan perasaan yang berdasarkan kemanfaatan yang harus didahulukan dari yang lain.
Seorang muslim dalam memilih dua perkara yang sama, maka ia perlu memohon pertimbangan Allah, dengan istikharah. Sehingga pilihan benar-benar manfaat dunia akhirat. Dengan memohon petunjuk Allah Ta'ala akan terpilihlah kecenderungan yang sebaik-baiknya. Memilih yang terbaik itulah ibadah yang utama. Karena setiap ibadah adalah persembahan si hamba kepada Al Khalik, maka hendaklah keluar dari keikhlasan hati dan kesucian si hamba. Setiap ibadah yang diterima Allah akan menjadi hiasan hidup lahir dan batin si hamba.
Allah SWT berfirman:
"Katakanlah, Wahai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri! Janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sungguh, Dialah Yang Maha Pengampun, Maha Penyayang."
(QS. Az-Zumar: Ayat 53).