KAWAN YANG TIDAK MEMBANGKITKAN SEMANGAT BERIBADAH.

لَٔا تَصْحَبْ مَنْ لَا يُنْهِضُكَ حَالُهُ وَلَايَدُلُّكُ عَلَ اللّٰهِ مَقَالُهُ ، رُبَّمَا كُنْتَ مُسِئًـافَأَرَاكَ الإِحْسَانَ مِنْكَ صُحْبَتُكَ مَنْ هُوَاَسْوَ أُحَالًا مِنْكَ .
”Janganlah kalian bersahabat dengan orang yang tidak membangkitkan semangat beribadah, serta ucapan yang tidak membawa kalian mendekati Allah SWT. Apabila kalian berbuat salah, ia mengatakan bahwa itu adalah kebaikan, sebab kalian bersahabat dengan orang yang perilakunya lebih jelek dari kalian sendiri.”
Pembicaraanmu dengan seorang sahabat dalam pergaulan dengan cara yang baik dan sopan santun, diajarkan dalam dasar-dasar agama Islam. Demikian percakapan itu menjadi dasar dalam pergaulan hidup manusia yang dapat diambil manfaatnya. Pada dasarnya persahabatan itu mempengaruhi hidup manusia. Memilih pergaulan sebagai cara memperbagus persahabatan sama pentingnya seorang memilih makanan yang cocok dengan seleranya, juga makanan yang dapat memberi manfaat bagi kesehatan.
Bergaul dengan orang saleh, tentu saja akan memperoleh kesalehannya. Bergaul dengan orang berakhlak buruk, ia akan mendapatkan akhlak buruk juga. Berbicarapun demikian. Berbicara selalu menjadi ukuran bagaimana keadaan seseorang. Nilai seorang diukur dari ucapannya. Ucapan yang sesuai dengan tuntutan Nabi Saw., adalah yang mampu menggerakkan semangat beramal dan beribadah, serta sebagai pemicu amalan yang diridhai oleh Allah. Sabda Rasulullah Saw., ”Bergaul hendaklah dengan sesama orang beriman dan makanan yang disajikan di makan oleh orang-orang yang takwa.” (HR. Abi Daud dan Tirmidzi).
Ketahuilah, bahwasanya pokok sengketa manusia itu berasal dari pergaulan. Pergaulan yang tepat ialah memilih dan menyaring, orang yang bersama kita, persahabatan yang tepat ialah mendapatkan orang yang tidak hanya bisa tertawa di kala kita senang, tetapi juga menangis bersama kita di kala susah.
Bersahabat memang penting, lebih penting lagi adalah kebaikannya (maslahah), dan menghindari sahabat yang membawa kerusakan (mafsadah). Sebaik-baik orang yang bersahabat ialah mereka yang berjumpa karena Allah dan apabila adalah juga karena Allah. Jangan sampai sahabat kita akan menenggelamkan kita sendiri, karena harus mengikuti kemauan mereka, tanpa mengetahui tujuan dan arah yang jelas dan bermanfaat Sufyan Ats-Tsaury berkata, ”Apabila kalian bergaul dengan orang banyak tentunya harus mengikuti mereka. Barangsiapa yang mengikuti mereka, tentu harus mengambil hati mereka, barangsiapa yang mengambil hati mereka, akan binasa seperti mereka.”
Bersahabatlah dengan orang yang akan menyelamatkanmu di dunia dan akhirat, melepaskanmu dari bencana yang sengaja atau tidak disengaja. Nabi Muhammad Saw. bersabda, ”Biasanya kalian suka mengikuti sepak terjang sahabat-sahabatmu, maka hendaklah kalian suka memilih orang yang akan menjadi sahabatmu.” (HR. Ahmad dan Tabarany).
Khalifah Ali mengingatkan, ”Kawan yang paling jelek ialah orang yang suka mencari-cari kesalahanmu, dan mengajak kamu bermuka dua.”
"Katakanlah, Wahai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri! Janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sungguh, Dialah Yang Maha Pengampun, Maha Penyayang."
(QS. Az-Zumar 39: Ayat 53)