ENGKAU TA'AT ALLAH TIDAK RUGI JUGA TIDAK UNTUNG.

لَا تَنْفَعُـهُ طَاعَتُكَ وَلَا تَضُرُّهُ مَعْصِيَتُكَ وَإِنَّمَـا أَمَرَكَ بِهٰـذِهِ وَنَهَـاكَ عَنْ هٰـذِهِ لِمَـا يَعُوْدُ عَلَـيْكَ .
”Ketaatanmu tidak bermanfaat bagi Allah, dan kemaksiatanmu tidak membahayakan_Nya. Sesungguhnya Allah memerintahkanmu berbuat taat, dan melarangmu berbuat maksiat, karena setiap perbuatan kembalinya kepadamu juga.”
Kewajiban seorang hamba adalah mentaati Allah, tetapi bukan untuk Allah, melainkan untuk kepentingan si hamba sendiri. Allah tidak merasa beruntung, apabila semua manusia di permukaan bumi ini mentaati_Nya, juga tidak merasa rugi apabila manusia semesta alam bersama-sama makhluk lainnya bermaksiat kepada Allah. Kepatuhan hamba kepada Allah tidak memberi manfaat dan tidak mendatangkan bahaya kepada Allah.
Allah Ta'ala dengan sifat-sifat kesempurnaan_Nya tidak bergantung kepada siapa pun, tidak mengambil manfaat dari siapa pun. Allahu Ahad (Dia Maha Tunggal), berdiri sendiri, tiada sesuatu pun yang menyamai_Nya. Dia Allahus Samad (Allah tempat bergantung).
Karena itu, selain Allah tidak patut dijadikan tempat menghambakan diri, dan tidak patut untuk tempat memohon pertolongan. (Iyyaka Na'budu Wa Iyyaka Nasta'in).
Allah SWT. dalam surat Yunus ayat 106, berfirman, ”Dan janganlah kamu memohon kepada selain Allah, sesuatu yang tidak memberi manfaat dan tidak dapat mendatangkan bahaya. Jika kalian berlaku demikian, maka kalian termasuk orang yang zalim.
Dalam salah satu hadits, Nabi Muhammad Saw bersabda, ”Hai hamba-hamba-Ku, sesungguhnya manusia pertama yang hidup di dunia ini hingga manusia yang paling akhir, bersama dengan jin kalian menyatakan ketakwaan kepada Allah yang sebaik-baiknya, maka hal itu tidak akan menambah kekayaan Allah sedikitpun. Atau sebaliknya, seluruh manusia dan jin dimuka bumi ini, melakukan kejahatan sejelek-jeleknya, itu semua tidak akan mengurangi kebesaran Allah serta kekuasaan Allah sedikitpun, kecuali seperti susutnya air yang melekat pada jarum. Sesungguhnya amal perbuatanmu selalu dicatat dengan sempurna, lalu dikembalikan lagi kepadamu. Oleh karena itu, siapa yang memperoleh kebaikan, hendaklah ia mengungkapkan Alhamdulillah. Dan siapa yang ditimpa kejahatan, karena perbuatannya sendiri, janganlah ia mencaci-maki, kecuali kepada dirinya sendiri.”
Syekh Ahmad Ataillah mengingatkan:
لَا يَزِيْدُ فِى عِزِّهِ اِقْبـَالُ مَنْ اَقْبَـلَ عَلَيْهِ وَلَا يَنْقُصُ مِنْ عِزِّهِ اِدْ بَارُ مَنْ اَدْبَـرَ عَنْـهُ .
”Tidaklah bertambah kemuliaan Allah karena orang yang datang membawa ketaatan, dan tidak mengurangi kemuliaan Allah orang yang menjauhkan diri dan berpaling dari_Nya.”
Allah adalah zat yang bersifat Maha Mulia dan Maha Agung, tidak berkurang sedikit pun kemuliaan dan keagungan_Nya apabila makhluk-makhluk_Nya mengingkari ataupun memuliakan_Nya. Demikian juga sebaliknya. Allah Maha Mulia Zat_Nya sebelum menciptakan makhluk, dan tetap Maha Mulia setelah makhluk diciptakan_Nya. Allah itu Ahad, tidak akan berubah sifat Ahad Allah, walaupun seisi alam menyekutukan_Nya.