Basmalah



”Dengan menyebut nama Allâh yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang”.
KARUNIA IMAN MERUBAH KEBIASAAN.




مَـتٰى وَرَدَتِ اْلوَارِدَاتُ اْلإِلٰهِيَّـةُ عَلَيْكَ هَدَ مَنِ اْلعَوَاءِدُ عَلَيْكَ اِنَّ اْلعُـلُوْكَ اِذَا دَخَلُوْا قَرْيَةً اَفْسَدُوْهَا .

”Ketika karunia Allah mendatangimu, maka kebiasaan-kebiasaan yang ada padamu akan lenyap, seperti bunyi firman Allah, sebagai perumpamaan, apabila raja-raja memasuki suatu negeri, tentu mereka akan membinasakannya.”

Karunia dan rahmat Allah disediakan oleh_Nya. Allah adalah dzat yang Maha Adil dan menyayangi dan pemberian_Nya merata bagi seluruh makhluk. Tidak ada satu pun makhluk di muka bumi ini terlepas dari kasih sayang Allah Ta'ala dan tidak mendapat rahmat dan karunia_Nya. Allah Ta'ala membagi-bagi karunia-Nya dan menebarkan rahmat seluas-luasnya tanpa pandang bulu, karena karunia dan rahmat Allah itu luas.

Allah menyediakan karunia-Nya dan dengan karunia_Nya itu menggugah hati nurani manusia untuk mengenal apa yang belum mereka kenal, dan untuk merasakan apa yang belum mereka rasakan, serta memikirkan apa yang tak terpikirkan.

Karunia Allah itu adalah iman kepada Allah SWT. Jikalau iman telah masuk ke dalam dada dan hati nurani manusia, segala sesuatu yang dirasakan akan menjadi terang benderang, karena iman itu adalah cahaya Allah SWT, yang menerangi jiwa dan hati manusia. Apabila cahaya Allah SWT itu telah menyelubungi jiwa dan hati nurani manusia, maka akan tergusurlah semua penyakit hati dan jiwa. Akan hancurlah maksiat dan hawa nafsu yang sedang bercokol dalam hati insan. Semua kebiasaan dan tradisi yang bertentangan syari'at akan musnah dan runtuh.

Iman memberi arah dan menjadi pedoman untuk mengambil keputusan bagi hamba Allah untuk memilih kebaikan atau keburukan. Diibaratkan seorang raja yang memasuki suatu negeri dengan keperkasaannya dapat menghancurkan benteng musuh. Demikian juga iman apabila telah bertahta dalam hati sanubari manusia, akan hancur leburlah kekuatan hawa nafsu dan benteng setan dengan seluruh tentara maksiatnya.

Ada banyak cara untuk menumbuhkan iman dan hati manusia. Yang sangat penting diketahui ialah, bahwa iman itu adalah karunia Allah (warid) untuk manusia dengan izin dan hidayah Allah Ta'ala. Orang yang telah beriman pun perlu memberi tambahan suntikan iman kepada dirinya. Sebab, apabila iman itu tidak dijaga dan dihidupkan terus menerus, maka lama-kelamaan cahaya iman yang ada dalam hati kita akan redup. Apabila kurang waspada cahaya iman itu bisa padam.

Kadar iman itu sendiri bisa bertambah dan berkurang (Yazidu wa Yangus). Iman bisa meningkat kadarnya apabila manusia mampu memelihara hubungannya dengan Allah dalam latihan-latihan ibadah dan pendekatan dzikir. Ibadah apapun akan mengantarkan manusia mendekati Allah, dengan demikian akan mempertebal dan meningkat keimanan dan ketakwaannya. Akan tetapi manusia tidak berusaha mendekati Allah, dan ibadahnya tidak teratur, bahkan sama tidak melaksanakan ibadah dan dzikrullah, sudah pasti kadar imannya akan menurun. Memang kadar iman itu seperti grafik yang naik turun mengikuti amal ibadah yang dilakukan manusia.

Walaupun iman itu karunia Allah dan benteng yang melindungi hati serta kekuatan yang menggusur kejahatan, namun manusia tidak boleh lalai, ia harus terus-menerus melakukan amal ibadah menurut kekuatan yang ada padanya sambil memohon perlindungan Allah Swt., sepanjang hidupnya.

Syekh Ahmad Ataillah menjelaskan pula:

اَلْوَارِدُ يَأْتِيْ مِنْ حَضْرَةِ قَهَّـارٍ لِأَجْلِ ذٰلِكَ لَا يُصَـادِ مُهُ شَىءٌ اِلَّادَ مَغَـهُ" بَلْ نَقْذِفُ بِالْحَقِّوعَلَى اْلبَـاطِلِ فَيَدْ مَغُهُ فَإِذَا هُـوَزَا هِـقٌ .

”Al Warid itu memang datang dari Allah yang Maha Perkasa. Sesuatu yang berhadapan dengan_Nya pasti hancur berantakan, seperti firman Allah Ta'ala, sebagai perumpamaan, ”Sesungguhnya Kami lontarkan yang hak kepada yang batil, lalu yang hak pun menghancurkan yang batil itu, sekejap saja yang batil itupun lenyap.”

Jelas bahwa Al Warid sebagai kekuatan luar biasa yang dimiliki oleh hamba Allah yang saleh, adalah kekuatan penghancur barang batil. Kekuatan iman adalah kekuatan Al Haq dari keperkasaan Allah SWT, yang tidak dapat dihadapi oleh kekuatan apapun. Seperti firman Allah dalam surat Al Isra' ayat 81, ”Dan katakanlah yang benar telah datang (yang haq) dan yang batil telah binasa. Sesungguhnya yang batil itu pasti binasa.”

Itulah kebenaran. Di manapun berada ia tetap bernama kebenaran, walaupun di tempat yang gelap. Ia tidak lenyap karena kegelapan dan tidak silau karena terang benderang.

Membela kebenaran itu menjadi suatu kewajiban, serta tidak ragu atas kebenaran yang sedang diamalkan atau sedang diperjuangkan. Allah berfirman, ”Kebenaran itu dari Tuhanmu, maka janganlah kamu termasuk orang yang ragu-ragu.” (QS. Al Baqarah: 147).

Menegakkan kebenaran memerlukan keyakinan, demikian juga melaksanakan amal ibadah membutuhkan keyakinan, seperti sudah dijelaskan sebelum ini. Ibadah yang sesuai dengan sunnah Nabi Muhammad Saw. memerlukan perjuangan. Tanpa kebenaran sesuatu yang batil tidak dapat dihalau dan dihancurkan.

Apa yang dimiliki oleh manusia, baik dalam soal dunia atau yang berhubungan dengan ibadah kepada Allah dan jihad fi sabilillah, hanya dapat ditegakkan dengan jihad lahir dan batin. Al Warid yang dikaruniai Allah kepada hamba-hamba Allah yang arif, lahir untuk memperjuangkan kebenaran menghadapi kebatilan. Allah SWT. berfirman dalam surat Al Anfal ayat 8, ”Agar ia memenangkan kebenaran dan mengenyahkan kebatilan, walaupun orang-orang yang berdosa membenci.”

Peranan hamba Allah yang makrifat dalam ibadah dan jihad menjadi sangat penting karena ibadah dan jihad berhadapan dengan hawa nafsu syaitaniyah. Atau berhadapan langsung antara yang hak dengan yang batil. Diperlukan kekuatan murni untuk mempertahankan benteng al haq. Kekuatan itu adalah bala tentara yang terlatih yang bernama Al Warid (karunia iman) yang akan mempertahankan Al Islam. Disini peranan iman menjadi jelas dalam jihad Islam. Untuk membela Islam lebih diperlukan kekuatan batin yang di dalamnya bertahta keimanan. Kekuatan lahir itu sangat tidak berarti apabila pertahanan batin telah goyah

🙏