Basmalah



”Dengan menyebut nama Allâh yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang”.
KHUSUSIYAH DAN BASYARIAH.




لَا يَلْزَمُ مِنْ ثُبُوْتِ اْلخصُوْ صِيَّةِ عَدَمُ وَصْفِ اْلبَشَرِيِّةِ، اِنَّمَـامَثَلُ اْلخُصُوْصِيِّةِ كَإِشْرَاقِ شَمْسِ النَّهَـارِ ظَهَرَتْ فِى اْلأُفِقِ وَلَيْسَتْ مِنْهُ تَارَةً تُشْرِقُ شُمُوْسُ اَوْصَـافِهِ عَلٰى لَيْلِ وُجُوْدِكَ وَتَارَةً يَقْبِضُ ذٰلِكَ عَنْكَ فَيَرُدَّكَ اِلَى حُدُوْدِكَ فَالنَّهَارُ لَبْسَ مِنْكَ وَاِلَيْكَ وَلٰكِنَّهُ وَارِدٌ عَلَيْكَ .

"Tidak lazim menyebut sifat khususiyah itu meniadakan sifat basyariah. Bahwa sifat khususiyah itu laksana terangnya sang surya di siang hari yang nampak jelas di sisi ufuk, tetapi tidak dari ufuk. Kerap terjadi, cahaya dari sifat-sifat Allah itu pada gelapnya wujudmu, sering pula cahaya itu dicabut dari wujudmu, sehingga kamu kembali kepada batas-batas asal kejadianmu. Maka cahaya siang bukan darimu dan bukan pula untukmu, akan tetapi ia datang kepadamu."

Sifat khususiyah adalah sifat yang istimewa, dimiliki oleh hamba Allah yang memiliki kekhususan sebagai anugerah dari Allah karena tekun beribadah dengan kesungguhan hati, ikhlas untuk mencapai rida Allah. Hamba Allah seperti ini, selain melaksanakan ibadah wajib, iapun tidak lupa menjalankan ibadah-ibadah sunnah, memperbanyak riyadah, mujahadah, taqarrub dan ibadah lain yang diteladani dari kehidupan Nabi Muhammad ﷺ.

Hamba Allah yang dianugerahi sifat-sifat khusus ini, ibarat terangnya sinar sang surya yang memancar dari suatu ufuk, akan tetapi sinar itu ternyata bukan dari ufuk. Dia adalah nurullah yang memantul masuk ke lubuk jiwa hamba Allah. Dengan izin semua benda terkena sinar matahari, memantulkan cahayanya pula ke alam sekitar mengenai benda-benda lain yang memantulkan pula cahaya. Pantulan itu makin banyak dan semakin lebar ke seluruh tempat yang dapat dijangkau oleh cahaya. Itulah cahaya kebenaran yang membagi-bagi rahmat ke muka bumi dengan izin dan iradah Allah Ta'ala.

Nurullah menyinarkan cahaya tidak memilih siapa pun dan derajat apapun di antara hamba-hamba yang telah mendapatkan petunjuk-Nya. Nurullah yang bersinar dari sifat-sifat Allah, masuk alam lahiriah ini karena hendak melepaskan manusia dari kegelapan wujudnya berupa hawa nafsu dan kehendak - kehendak duniawi yang bertentangan dengan sifat-sifat Allah Ta'ala.

Nurullah itupun dapat diambil kembali oleh Allah dari hamba-hamba-Nya, apabila sifat-sifat Allah itu jauh dari mereka. Sifat-sifat Allah yang seharusnya menjadi pegangan mereka, dan menempatkan sifat itu sebagai akhlak mahmudah kepada Allah dan kepada sesama hamba, tidak melekat kepada wujud para hamba. Apabila cahaya itu terlepas dan sudah tidak melekat lagi pada wujud diri hamba Allah, maka berarti Allah telah mengembalikan si hamba kepada asal kejadiannya. Artinya makrifatnya telah hilang, kekhususannya telah meninggalkannya, jadilah ia sebagai manusia biasanya. Memang sifat khususiyah tidak akan lenyap dari seorang hamba yang makrifatnya sempurna, akan tetapi tidak mustahil hal ini terjadi apabila si hamba sendiri yang meninggalkannya makrifatnya. Seperti telah dipaparkan diatas, maka kewaspadaan menjaga anugerah Allah yang besar itu, sama halnya dengan seorang hamba tetap waspada menghidupkan ibadahnya setiap saat.

Perlu dipahami juga, walaupun ada hamba Allah yang memiliki kekhususan, tidak berarti sifat-sifatnya sebagai manusia hilang. Hamba Allah bagaimanapun dekatnya dengan Allah, sifat-sifatnya yang baik tetap melekat kepadanya, seperti sifat makan dan minum, sifat lupa, lemah, tidak faham, bodoh, marah, menangis, tertawa, dan sifat manusia pada umumnya. Seperti sinar mentari yang menyinari benda gelap di antara sifat kemanusiaan, lalu berubah menjadi terang, dan keluarlah sifat-sifat manusia itu dari wujud kemanusiaannya. Nur Ilahi itu akan terus melekat pada diri seorang selama sifat-sifat Ilahiyah diamalkannya dalam bentuk-bentuk yang sesuai dengan kepribadian insani. Demikian juga apabila nurullah itu ditarik kembali,maka lenyaplah cahaya dan kembalilah wujud insan itu menjadi gelap, lalu hilang pula kekhususan.

Sekali lagi, agar sifat kekhususan itu tetap dimiliki para hamba Allah yang saleh, jangan terpengaruh oleh godaan dan tipuan hawa nafsu yang diperankan oleh setan. Tetaplah menghidupkan sinar iman di dalam hati sanubari.

🙏